Beberapa bulan terakhir, kanal berita di negeri ini dipenuhi kisah seorang penjahat yang berperan sebagai justice collaborator, yaitu pelaku kejahatan yang bekerjasama dalam memberikan keterangan dan bantuan bagi penegak hukum. Keputusan yang diberikan kepadanya pun sangat mengejutkan publik, bagaimana bisa seorang yang jelas-jelas mengaku sebagai aktor pembunuh diberi putusan hukum yang teramat ringan.
Kira-kira seperti itulah gambaran sekilas tentang alur kisah di film berjudul Boston Strangler yang dibintangi oleh Keira Knightley yang berperan sebagai Loretta McLaughlin, wartawan perempuan untuk koran Boston Record American.
Judul film itu sendiri mengacu pada kejadian nyata di tahun 1962-1964, dimana terjadi pembunuhan berantai yang menimpa 13 orang perempuan dengan berbagai rentang usia. Sesuai julukan terhadap kejadian yang dibilang sebagai pembunuhan berantai di abad modern tersebut, semua perempuan tersebut dibunuh dengan cara dicekik di leher.
Di film digambarkan bahwa semua korban juga ditandai oleh pembunuhnya dengan ciri khas, yaitu stoking nilon yang diikat menyerupai pita di bagian leher. Kejadian yang agak luput dari perhatian media di jaman itu akhirnya menarik perharian Loretta yang sejatinya adalah wartawan di bidang produk rumah tangga. Tapi jiwanya terusik atas kejadian pembunuhan sadis yang menimpa beberapa perempuan di Boston.
Keinginannya untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut dibantu oleh Jean Cole, reporter pembunuhan yang ditugasi oleh pemimpin redaksi untuk menemani Loretta yang bersikeras memecahkan kasus tersebut karena lambannya kepolisian mengungkap kejadian yang meresahkan sebagian besar penduduk kota.
Oh iya, kisah nyata ini juga pernah dibukukan oleh Gerold Frank dalam bentuk novel di tahun 1966 dan difilmkan di tahun 1968 dengan judul yang sama.
Pengejaran informasi oleh duo Loretta dan Jean berujung pada pengungkapan beberapa pelaku pembunuhan yang berbeda-beda, sehingga membingungkan penyelidikan mereka. Sementara pihak berwenang pun terkesan tertutup terhadap kasus yang agak aneh tersebut, apalagi pembunuhan merembet ke tempat lain yaitu di Massachusetts.
Pada akhirnya semua petunjuk mengarah kepada Albert DeSalvo sebagai pembunuh utama terhadap kasus pembunuhan berantai tersebut. Tapi masalah tak usai sampai di situ, DeSalvo atas bantuan pengacara yang terbilang berbayaran mahal di masanya, yaitu F.L Bailey menjadikannya sebagai justice collaborator, mengakui semua kejadian pembunuhan berantai terhadap 13 perempuan tersebut.
Pengakuannya tersebut tidak dipublish ke publik, sebagai balasan atas pengakuannya DeSalvo direncanakan dibebaskan dari semua tuduhan yang menimpa dirinya. Kejadian yang aneh memang, seorang pembunuh sadis bisa dibebaskan hanya gara-gara mengakui kejahatannya.
Walau akhirnya skenario yang disusun pelaku kejahatan beserta pengacaranya dan ternyata direncanakan juga sebelumnya bersama dua orang kawannya selama di penjara itu tak berlangsung mulus, ada beberapa kejadian yang tak pernah diduga. Termasuk kejelian duo Loretta dan Jean yang terus mengejar detil akan kejahatan tersebut.