Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Kecerdasan Buatan Tak Bakal Bisa Mengalahkan Kecerdasan Ori

Diperbarui: 27 Februari 2023   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: futureoflife.org

Kecerdasan buatan yang dirilis dalam bentuk penyusunan kalimat dengan cerdas dengan memanfaatkan sumber daya literasi yang dirangkum di internet yang tak terbatas, mau tak mau memang membuat kagum.  Cukup ketik perintah dengan beberapa kata kunci, artikel dengan kalimat yang cukup panjang dan terstruktur pun siap tersaji.

Tentu saja OpenAi ChatGPT sudah dijajal, dan uniknya disearching pun tak akan sama dengan artikel manapun yang telah terpublish di internet, menariknya lagi bila diperintahkan untuk menterjemahkannya dalam bahasa lain, mampu pula dilakukan.  Sampai-sampai katanya bisa menggantikan fungsi penulisan dari profesi wartawan.

Sebenarnya sih walau ChatGPT secara otomatis bisa menyusun kalimat berdasarkan topik yang diinginkan, tak juga mampu membeberkan hal-hal yang tak ada di internet, jadi hal-hal yang baru update otomatis tak bisa ditampilkan.  Selain itu gaya bahasanya cukup kaku, sehingga harus diamati dan dicek lebih lanjut walau fakta yang dipaparkan cukup akurat.

Jangan lupa kalau terkait manusia, setiap orang punya ciri khasnya masing-masing, begitu pula dengan gaya menulis seseorang, pasti ada bagian yang distinctive alias ciri khas yang membedakan tulisan seseorang dengan yang lainnya, terkecuali nanti mungkin suatu saat Ai yang tercipta semaki cerdas sehingga bisa meniru ciri khas menulis seseorang. Hal tersebut dimungkinkan jika nantinya kecerdasan buatan semakin cerdas dan adaptif.

Akan tetapi sesuai namanya, hal-hal yang berbau buatan, lebih spesifik lagi buatan manusia, pasti ada kekurangannya dan pasti lebih cerdas manusia sebagai pembuatnya.  

Walau demikian tak ada salahnya dipergunakan untuk membantu manusia dalam mempermudah kesehariannya, dalam konteks ChatGPT mempermudah dalam penyusunan referensi dalam menelaah sebuah topik dalam artikel.

Jadi, intinya tak apa-apa mengoptimalkan teknologi untuk mempermudah kehidupan, bukannya malah menjadi ketergantungan terhadap kecerdasan buatan tersebut.  

Selain itu sepanjang yang saya ketahui, hasil penyusunan kalimat dengan menggunakan OpenAi ChatGPT juga terbatas beberapa paragraf dan tediri dari poin-poin penting, tapi mungkin bisa lebih lengkap dan komprehensif jika menggunakan mode Plus yang belum pernah dicoba karena tentu saja berbayar.

Tak usah takut, justru bersyukur sekarang bisa terbantu oleh teknologi, terutama dalam menyusun tulisan, asalkan jangan terlena dan mengandalkan ChatGPT yang tentu saja hanya bisa digunakan jika terhubung dengan internet, jika tidak terhubung, tetap saja otak sendiri yang bakal diandalkan untuk berpikir berdasarkan referensi yang dimiliki.  

Jadi, kecerdasan buatan secerdas apapun, tak bakal bias mengalahkan kecerdasan ori alias asli punya otak manusia,walau sejatinya itu pu sama-sama buatan, cuma otak kita asli buatan Yang Maha Kuasa.  Demikianlah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline