Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Kala Gatal Ingin Nyinyir Berkomentar

Diperbarui: 23 Desember 2022   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dari chicagoparent.com

Baru saja, nyaris jari ini mengetikkan komentar yang sangat tidak asik, gara-gara melihat postingan seseorang di grup jual beli sepeda lawas dengan harga yang cukup tinggi, bahkan bisa dibilang sangat tinggi.   Menurut saya jika sepeda keluaran tahun 90-an dibandrol dengan harga di atas 20 juta itu sudah sangat wow.

Ingin rasanya memberi komentr, bahwa dengan duit segitu mending beli sepeda baru dengan kualitas yang jauh lebih baik, walaupun yang dijual itu memang seri yang cukup langka, yang beberapa tahun silam harganya memang sudah di kisaran di atas dua jutaan.  Tapi sepuluh kali lipat dari harga beberapa tahun silam itu tetap saja terasa sangat wow.

Tapi untunglah itu urung dilakukan, karena namanya barang atau benda yang terkait dengan hobi memang harganya sering tidak masuk akal dan tidak wajar jika ditilik dari standar yang umum.  Tentu masih ingat saat fenomena tanaman bernama gelombang cinta alias Anthurium plowmanii yang dihargai sampai entah berapa juta, pokoknya sampai mengalahkan harga sepeda.  Juga saat batu akik dihargai mahal di tahun 2014, sampai mengalahkan harga berlian.

Saat itu pun ingin pula berkomentar orang-orang itu maunya apaan beli tanaman atau bebatuan sampai segitunya.

Untunglah, terkadang harus menampar diri sendiri saat ingin nyinyir dengan kelakuan orang-orang lain, soalnya sejatinya saya sendiri seringkali melakukan hal yang tak wajar terkait hobi, lah itu sepeda berjejer padahal juga tidak bisa memakainya semuanya dalam satu waktu secara bersamaan.   Belum lagi saat iseng kumat, hasrat untuk mendandani sepeda dengan spare part yang lebih mumpuni seringkali tidak terbendung.

Itu baru nyinyir terkait hobi, belum lagi komentar-komentar negatif terkait kelakuan negatif orang, membanding-bandingkan kinerja orang lain, perilaku manusia, kucing tetangga, pekerja-pekerja di jalan, twitwar tentang hal-hal sepele di twittter, soal pertentangan-pertentangan di dunia politik, jagoan sepakbola, dan bermacam hal yang selalu bikin ingin menggaruk-garuk kenyataan karena gatal menggoda minta dikomentari macam-macam.

Kadang sadar, sering lupa, bahwa toh nyatanya diri sendiri jelas tak sempurna, dan juga tak begitu suka dikomentari macam-macam,  Kata orang bijak bahwa saat satu jari telunjuk mengarah ke seseorang, empat jari lain lainnya menunjuk ke arah dirinya sendiri.  Sungguh benar sekali. Duh.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline