Di luar sedang hujan, sementara waktu sudah mendekatia waktunya makan siang, jadinya pikiran kembali melayang ke kos dulu yang bernama Malvinas Camp, yang letaknya sangat strategis dekat perempatan dan kampus serta warung makan yang berjejer, kalau sore ada soto pake koya tak jauh dari mulut jalan menuju kos.
Tapi ini bukan tentang soto, melainkan burjo alis bubur kacang ijo, yang entah kenapa waktu dulu saya beberapa kali dengan senang hati menjadi volunteer untuk memasak satu panci penuh untuk seluruh penghuni kos. Bikinnya sih mudah dan bahannya juga gampang didapatkan, yang penting langkah-langkah membuatnya yang jangan sampai salah.
Kenapa ala Malvinas, karena dulu bikinnya di kosan, dan dibikin serba manual, peralatan seketemunya, kecuali parutan kelapa yang pinjem punya ibu kos.
Bahan-bahannya tentu saja kacang ijo, gula merah, kelapa yang belum diparut biar murah, garam sedikit dan yang khas adalah telor sebagai pelengkap yang nantinya dicampurkan juga di dalam bubur kacang ijo.
Langkah-langkahnya kacang ijo yang sudah dicuci bersih direndam sekitar satu sampai dua jam, setelah itu direbus dengan api sedang, dulu masih pakai kompor sumbu yang menggunakan minyak tanah. Setelah itu terus dicek sampai kacang ijo yang kecil-kecil itu empuk.
Sembari menunggu kacangnya empuk, kelapa diparut, tentu saja bagian item coklatnya dibuang dulu lah biar bersih, terus diperas santannya beberapa kali, dikira-kira saja. Dulu bagian marut kelapa ya saya juga tentu, all in chef ceritanya, yang lain tahu beres aja pokoknya.
Baru setelah itu santan hasil perasan dengan perasaan itu dimasukkan beserta sedikit garam, pakai api kecil karena kalau terlalu besar santannya jadi pecah jadi tak apik dipandang. Setelah hati bergejolak, eh maksudnya campuran burjo itu sudah bergolak dan mendekati mateng baru gula merah dimasukan dan potongan jahe, setelah makin mendekati matang baru terakhir ditambahkan dua biji telor yang dipecahkan tentu saja.
Aduk terus sampai aroma burjo menguar ke seluruh rumah kos, kelar dah. Bagusnya kalau ditambahin telor ya campuran burjonya jadi ada semacam serat-serat begitu, dan tambah gurih tentu saja.
Sepertinya memang ciri khas bubur kacang ijo di Banjar sini yang terbiasa pakai campuran telor sih ya, apa di daerah lain ada juga yang begitu saya tidak tahu. Yang jelas di Malvinas ya begitu. Duh, jadi pengen burjo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H