Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Jalan Kaki Itu Aneh Rupanya

Diperbarui: 3 Desember 2022   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

tutup got di Banjarbaru | dokpri

Kemarin itu, setelah turun dari taksi hijau di pertigaan, masih harus masuk jalan RO Ulin sepanjang kira-kira 1,5 km menuju rumah.  Oh itu RO singkatan dari kalimat berbahasa Belanda yaitu rubber onderneming, mungkin sekitar situ dulu ada perkebunan karet dan memang dulu masih ada sisa sedikit kebun karet sebelum akhirnya dijadikan bangunan.

Di pertigaan lampu merah itu sebenarnya ada tempat mangkal tukang ojek, tapi kebetulan sedang tak ada yang mangkal dan saya juga sedang malas naik motor, inginnya jalan kaki.  Jadi saja dengan masih pakai jaket jins, nenteng helm dan jas hujan memutuskan untuk berjalan menuju rumah ke arah selatan.

Untunglah sore hari itu udara cukup teduh, jadi cukup nyaman untuk berjalan kaki, lagian konturnya cenderung datar kecuali di dekat kantor kecamatan yang agak sedikit menanjak.

Jalan kaki itu selain santai juga lebih bisa mengamati keadaan sekitar, misalnya kantor partai yang masih asri dengan pepohonan di depannya, di seberangnya ada toko kelontong yang tetap bertahan sejak dulu, melewati komplek perumahan lama bernama unik Klauss Reppe, dan jalan-jalan di dalam komplek itu diberi nama kota-kota di seluruh Indonesia.  Paling depan adalah Jalan Surabaya dan Jalan Jakarta, Jalan Bogor agak di dalam.

Di samping komplek tua itu ada kampung pejabat, isinya bukan perumahan pejabat, itu adalah akronim dari Kampung Penjual Jamu Loktabat, memang wilayah itu masuk dalam Kelurahan Loktabat Selatan.  Sering ada kunjungan entah dari mana ke situ, memang isinya para penjual jamu, dan ada juga kafe jualan jamu di dalam kampung yang masuk sebuah gang tersebut.

Lurus lagi melewati minimarket langganan, terus kantor radio amatir, masjid tempat biasa jumatan, di depan masjid kebetulan sedang dibangun pembatas jalan, yang harus melubangi sedikit aspal di bagian tengah.  Sempat ditegur oleh pekerja yang lagi santai, mungkin merasa aneh melihat saya jalan kaki, jaketan sambil nenteng helm.  "Motornya mana, mas?"  Tanya mereka.  "Lagi dibengkel, pak!"  Sahut saya sambil terus berlalu.  Mereka cuma acungin jempol sambil tersenyum. 

ketemu pekerja jalan | dokpri

Jarang memang terlihat orang jalan kaki sekarang, apalagi di ruas jalan yang berujung ke jalan by pass, tempat lewatnya truk-truk di lingkar luar kota.

Lalu melewai kantor dinas perumahan, kemudian pasar baru, tempat cuci mobil, kantor veteriner, jembatan yang di bawahnya ada guntung.  Guntung itu adalah lembah kecil yang ada aliran air sungai di tengahnya, untungnya di Banjarbaru ini airnya jernih jadi pas iseng kadang berdiri saja di atas jembatan menengok air yang mengalir di bawah, hiburan sederhana dekat rumah.

Sebelum sampai jembatan ketemu sepupu yang naik motor berlawan arah, bertanya-tanya dengan kode raut mukanya, seperti bertanya kenapa jalan kaki, gitu.  Saya cuma kasih acungan jempol sambil berteriak : "aman!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline