Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Ingatan yang Luber Saat ke Jember

Diperbarui: 19 November 2022   13:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sudut pusat kota Jember | dokpri

Mengunjungi semua daerah di Indonesia ini bagi saya adalah sebuah mimpi yang seperti tak bakal selesai, makanya tiap ada kesempatan untuk mendatangi sebuah tempat yang belum pernah dijelajahi sebelumnya, selalu terasa menyenangkan.

Kebetulan pada awal Februari dua tahun silam mendapatkan kesempatan untuk jalan-jalan ke sebuah kabupaten yang lebih dikenal masyarakat karena merupakan asal muasal seorang penyanyi bernama Anang.  Padahal banyak hal yang menarik di kota yang relatif tenang itu.

Memang karena lokasinya yang berada di tengah-tengah lintasan transportasi antar provinsi, menjadikan banyak orang yang tidak ngeh akan posisi Kabupaten ini.  "Orang lebih mengenal Banyuwangi ketimbang Jember" Kata penduduk setempat.  Iya Kabupaten tetangga itu memang lebih terkenal sejak dulu karena Kawah Ijen, Pelabuhan Ketapang untuk menyeberang ke Pulau Bali dan tentu saja juga terkenal terkait urusan santet.

Jember sendiri sepertinya lebih terkenal sebagai penghasil tembakau dan even JFC alias Jember Fashion Carnival yang merupakan acara tahunan di ibukota kabupaten tersebut.

Saya sendiri akhirnya mendarat di bandar udara Noto Hadinegoro yang namanya diambil dari nama Bupati Pertama di sana, setelah transit di bandara Juanda.  Pada saat ke sana di tahun 2020, penerbangan rute Surabaya-Jember hanya ada dua kali dalam sehari.  Sekali kedatangan dan sekali keberangkatan.  Itu pun menggunakan pesawat baling-baling punya Wing.

Bandara di Jember yang cukup kecil itu kalau tidak salah dikelola oleh Dinas Perhubungan setempat.  Bandara sekecil itu mengingatkan saya akan bandara di Putussibau, Kalimantan Barat yang juga hanya bisa disinggahi pesawat berbaling-baling.  Penduduk bisa langsung melihat ke arah landasan udara dari jalan di samping bandara.  Karenanya sepertinya saat pesawat mendarat menjadi hiburan tersendiri bagi anak-anak sekolah di sekitar situ.

anak-anak di luar pagar menonton pesawat mendarat | dokpri.

Bagian yang menarik dari pusat kota Jember adalah bangunan-bangunan tua yang masih bertahan, seakan-akan waktu terhenti di sana.  Bahkan toko kaset lama yang pernah menjadi tempat main seorang kawan di masa lalu juga masih ada, walau tentu saja jualannya sudah tutup.  Berjalan-jalan di sekitar pasar juga menarik jika ingin merasakan suasana kota kecil di kabupaten.  Kota yang relatif tenang dan hening, dengan aktivitas yang sepertinya tak tergerus oleh jaman.

sisa-sisa kejayaan sebuah toko kaset | dokpri

Selain itu alun-alun yang cukup luas di tengah kota, serta kantor pusat pemerintahan yang cukup asri, namun juga tetap terasa tenang dan tak ada kemacetan yang berarti, menjadikan kota itu sepertinya menarik untuk dijadikan alternatif destinasi akhir pekan yang jauh dari hiruk pikuk kota besar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline