Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Kisah Hidup Soleh Solihun di Kastana Taklukan Jakarta

Diperbarui: 14 November 2022   06:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto sampul dari goodreads.com

Rock journalism is about people who can't write interviewing people who can't talk for people who can' read
Frank Zappa*.

Sebenarnya saat melihat buku ini dikategorikan ke dalam novel agak membingungkan, karena isinya sama sekali tidak seperti novel, tapi lebih ke penuturan jujur Soleh Solihun tentang perjalanan hidupnya yang dimulai dari cita-cita sewaktu kecil, hingga lompat ke masa kuliah dan kemudian bersambung ke episode petualangannya dalam bekerja.

Memang ada nama-nama yang disamarkan, terkait tokoh-tokoh lain yang terkait dengan kehidupan Kif Kastana, tokoh utama dalam novel ini yang tentu saja adalan pengejawantahan diri Soleh Solihun sendiri.  Juga penyamaran nama-nama majalah dan stasiun radio tempat dia bekerja, juga nama-nama band yang pernah diwawancarai pada saat dia bekerja sebagai jurnalis.  Tetapi dengan segala petunjuk yang ada pasti dengan mudah mengidentifikasi segala identitas yang disamarkan tersebut.

Mengherankan memang keputusan Soleh Solihun menjadikan kisah hidupnya seakan-akan novel, padahal jelas-jelas isinya adalah memoar pribadi yang diceritakan oleh dirinya sendiri, sama sekali tidak mirip novel karena tak ada alur fiksi sama sekali di dalamnya.  Membacanya seakan-akan mendengarkan Soleh berbicara menceritakan kisah hidupnya di depan kita.

Kisah dibuka dengan cita-cita Soleh kecil yang berubah-ubah, dan pandangannya yang naif terhadap hukum agama, terutama pandangan terhadap hukum mendengarkan musik, namun pelan-pelan semua berubah menjelang masuk masa kuliah.

Sampai kemudian masuk kuliah lewat jalur seleksi UMPTN, yang sekarang namanya berubah jadi SBMPTN.  Dengan pertimbangan yang ajaib akhirnya memilih jurusan jurnalistik di Unpad.   Jurusan yang akhirnya membawanya ke jalur profesional saat bekerja di majalah musik.

Beberapa kali mengalami masalah dengan tempat bekerja, hingga akhir berganti-ganti tempat kerja pula, rata-rata karena dia kritis dan berani mengeluarkan kritiknya saat ada yang terasa kurang benar di manajemen kantor.  Selain bekerja sebagai wartawan musik, pernah juga menjajal bekerja sebagai jurnalis ekonomi, namun tentu saja tak bertahan lama karena tak sesuai nurani.

Sampai akhirnya juga bekerja sebagai penyiar radio dan secara tak sengaja mencoba dunia baru bernama stand up comedy.  Dua dunia yang akhirnya membawanya seperti sekarang setelah akhirnya total berhenti bekerja untuk orang lain.

Bagian menarik dari kisah hidupnya adalah tentu saja saat bekerja sesuai jurusan sewaktu kuliah dan minatnya terhadap musik.  Bagaimana bagian pekerjaan yang menyenangkan karena bisa bertemu langsung dan mewawancarai artis dan band terkenal, bahkan saat artis dan band tersebut masih baru merintis karir dan belum seterkenal sekarang.

Tak kalah menarik saat Soleh keluar dari sebuah majalah musik untuk kemudian bergabung dengan majalah dewasa lisensi dari luar negeri yang berlambang kepala kelinci, bagaimana kisah dibalik penolakan masyarakat terhadap majalah yang dianggap hanya akan mengumbar aurat, padahal nyatanya tulisan-tulisan di dalamnya cukup bernas sehingga salah satunya ditetapkan sebagai tulisan terbaik dalam sebuah ajang penghargaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline