Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Perjuangan Mengetik di Komputer Zaman Dulu Kala

Diperbarui: 10 November 2022   15:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dok. pribadi

Tadi saat buka-buka lemari kayu, malah ketemu disket.  Iya, benda di atas itu namanya disket.  Anak-anak sekarang sepertinya belum lahir saat benda bernama disket itu adalah satu peripheral tercanggih di akhir abad ke 19.  Walau sedikit merepotkan, nyatanya jauh lebih memudahkan dibanding saat mengetik pakai metin tik yang harus pakai gulungan pita dan kadang harus menggunakan kertas karbon sebagai lembar kedua untuk arsip.

Foto di atas itu adalah disket ukuran yang sudah lebih kecil, tiga setengah inchi. Jauh lebih kecil dibanding kakaknya yang ukurannya lime seperempat inchi.  Nama lainnya adalah floppy disk, kapasitasnya cuma 1,44 Mb.  Bayangkan bisa ngapain aja dengan penyimpanan memori yang cuma segitu-gitunya.

Sebelum program windows hadir, mengetik biasa menggunakan program word star atau word perfect, untuk tabel-tabel yang sekarang menggunakan ekstensi .xls dulu menggunakan program Lotus WYSIWYG (what you see is what you get).

Jangan bayangkan komputer dengan prosesor bernama pentium, saya saja lupa dulu pakai komputer dengan kemampuan otak dan memori utamanya bagaimana.  Yang jelas masih mengingat-ingat langkah yang harus dilakukan untuk sekedar mengetik selembar berkas.

Pertama-tama disket berisi program DOS dimasukkan pada slot di komputer, sampai muncul bunyi berderit-derit, dan akhirnya muncul kedap kedip huruf A besar diikuti lambang :/> yang biasa disebut a prompt.  Iya begitu, karena belum ada hard disk yang biasa menggunakan huruf C.

Sesaat setelah a prompt muncul, disket DOS di lepas, dikeluarkan dari slot untuk diganti dengan disket berisikan program WS alias word star, program pengolah kata yang sungguh canggih.  Menunggu suara berderit-derit lagi tanda piringan dalam disket sedang berputar-putar dan dibaca.  Baru saat muncul halaman program, disket kedua dimasukin ke slot satunya.  Itu adalah untuk menyimpan data hasil ketikan.

foto dari winworldpc.com

Habis itu langsung bisa mengetik kah? Oh belum, perjuangan masih belum berakhir.  Saat file baru terbuka, kita harus mengetikkan beberapa perintah terkait ukuran margin kiri kanan, ukuran margin atas bawah, ukuran halaman dan detil lainnya yang harus diketik secara manual di bagian paling atas sebelum mengetikkan isi hati, eh mengetik surat atau tugas atau apa saja.  Tampilannya kurang lebih seperti di bawah ini.  Yang saya ingat cuma kode .rm yang artinya adalah right margin alias margin kiri halaman.

foto dari mansfield-devine.com

Layar komputernya aslinya memang begitu, hitam dengan karakter huruf berwarna putih.  Walaupun begitu rasanya keren sekali saat bisa menyelesaikan ketikan yang nanti setelah selesai diketik, diprint dengan menggunakan printer dorokdok, begitu dulu sebutannya, saking berisiknya saat jarum-jarum printer menghantam pita printer.  Printer seri LX300 yang terbaik saat itu, yang banyak digunakan di rental-rental komputer.  Memiliki komputer sendiri saat itu hanyalah mimpi. Otak pun rasanya tak sanggup membayangkan bisa mempunyai alat secanggih itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline