Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Kenangan Bersepeda Lintas 4 Kabupaten Mengelilingi Gunung Merapi

Diperbarui: 5 November 2022   12:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto oleh mas Radith via blognya denmasbrindhil.wordpress.com

Mumpung akhir pekan, mari bernostalgia dengan perjalanan bersepeda yang sampai sekarang ngangenin untuk diulangi lagi, walau rutenya sungguh sempat membuat putus asa.  Bagi pesepeda di Jogja dan sekitarnya, rute bersepeda mengelilingi Gunung Merapi adalah salah satu rute yang wajib dicoba, apalagi yang suka dengan pemandangan indah dan tanjakan-tanjakan yang memukau.

Ada dua arah yang sebenarnya bisa dicoba, yaitu mengelilingi Merapi searah jarum jam atau sebaliknya.  Perjalanan yang dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2014 itu dilakukan berempat, yaitu saya, mas Radith, mas Bagso dan mas Saktya.  Semuanya kompak menggunakan sepeda yang cukup klasik, MTB tahun 90-an.

foto rute sepeda keliling Merapi dari mainsepeda.com

Perjalanan rasanya dimulai agak siang, sekitar jam 7 lewat, dengan tikum (titik kumpul) di lapangan Denggung untuk kemudian mengarah ke utara, ke arah Kabupaten Magelang.  Tapi  sesampai Muntilan berbelok ke timur.  Etape awal ini relatif datar, bagus memang untuk pemanasan.

Selepas Muntilan baru perjalanan sebenarnya dimulai, jalanan yang rasanya lebih banyak menanjak membuat gear harus lebih sering diseting ringan, apalagi sepeda lama berbahan besi, tentu saja lebih berat di jalan.  Untunglah udara sepanjang jalan sangat segar, terlebih saat menuju daerah Selo.  Pemandangannya pun apik karena berlatar dua gunung yang gagah bersisian.

berlatar Gn. Merapi : Bagso, Saktya, saya & Radith, foto dari blog denmasbrindhil.wordpress.com

Selo terkenal dengan ketinggiannya, selain udara sejuk dan tanaman tembakaunya.  Bersepeda di daerah yang masuk Kabupaten Boyolali ini benar-benar memerlukan tenaga dan kesabaran lebih.  Saya sempat putus asa karena dehidrasi dan kelaparan parah, akhirnya memutuskan untuk mampir di warung mie ayam, tak jauh sebelum tanjakan tinggi di sekitar Selo.

Setelah tenaga terisi kembali, perjalanan kembali dimulai lagi, pelan-pelan sampai akhirnya mencapai di titik tengah jalan raya antara Gunung Merbabu dan Gunung Merapi yang juga merupakan gerbang pendakian, waktu itu karena menjelang peringatan hari proklamasi jadinya penuh juga dengan para pendaki yang mau merayakan hari kemerdekaan di puncak Merbabu dan Merapi. 

Setelah istirahat melepas lelah sekaligus makan siang di warung Barokah yang merupakan langganan mas Radith, akhirnya kami meneruskan perjalanan terus ke timur, masih di Boyolali, sampai nanti akhirnya berbelok ke selatan, ke arah Kabupaten Klaten.  Perjalanan menuju Klaten ini sudah menjelang malam hari, dan kebetulan ketemu jalan yang cukup rusak.  Hal tersebut diperparah dengan kenyataan bahwa cuma dua senter saja yang berfungsi dengan baik. Untunglah akhirnya sampai juga di jalan raya dengan selamat,  sampai akhirnya kembali ke arah barat menuju Jogja.  

Itu salah satu kenangan bersepeda yang epik, dan bagi yang ingin mencobanya juga, sangat disarankan agar kelengkapan selama bersepeda diperhatikan, seperti jaket wind breaker karena saat di ketinggian sekitar Selo sampai gerbang pendakian dinginnya cukup menggigit di badan, juga pastikan bawa senter yang berfungsi dengan baik karena bisa dipastikan akan sampai ke titik start pada waktu malam hari karena jarak yang ditempuh sekitar 130 km lebih.

Jangan lupa jaga kondisi badan dan persiapkan juga bekal uang tunai untuk sarapan dan makan di jalan, juga tentu saja pastikan botol air minum selalu terisi agar terhindar dari dehidrasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline