Baru menyelesaikan halaman 164 dari 309 total halaman novel Home Sweet Loan, memang kalau novel menarik itu bikin tak sabar dan biasanya paling lama diselesaikan dalam waktu dua hari, ini sih sepertinya malam hari juga kelar. Di Bab Investigasi yang barusan dibaca ini menarik, tentang aura sebuah hunian, yang langsung mengingatkan pada beberapa kantor yang memiliki makhluk penghuni lain selain manusia.
Masalah dunia lain yang seringkali di luar nalar dan logika ini memang tergantung kepercayaan masing-masing, tapi nyatanya setelah beberapa kali pindah kantor ada-ada saja mendengarkan kisah misteri berdasarkan kesaksian rekan sekantor. Misal saat awal bekerja, mendengarkan cerita klasik tentang mesin tik yang bergerak sendiri dan kebetulan didengarkan oleh rekan yang kebetulan harus mampir ke kantor setelah seharian dari lapangan.
Di kantor sebelumnya sebelum pindah ke tempat kerja sekarang sepertinya lebih seram lagi, dan nyatanya memang saya tak pernah berani lama-lama di ruangan setelah lepas magrib, terkecuali terpaksa ada barang yang tertinggal dan harus diambil ke lantai dua, tempat ruangan saya dulu berada.
Ceritanya kebetulan pada suatu akhir pekan, ada anggota keluarga yang minta temani untuk suatu keperluan yang letaknya dekat kantor. Saya yang tahu akan kemampuannya untuk melihat hal-hal yang tak kasat mata, iseng minta tolong dicek akan penghuni lain yang mungkin ada di ruangan kerja, tapi mewanti-wanti agar nanti memberitahukan hasil investigasinya nanti di perjalanan pulang.
Dugaan saya benar adanya, di perjalanan pulang dia bercerita kalau ada dua makhluk lain di ruangan kerja saya. Yang satu duduk santai di atas lemari kabinet deket dispenser ruang kerja staf, dan sosoknya digambarkannya secara detil. Sementara yang satunya lagi berada tepat di belakang pintu ruangan kerja saya, dan katanya bentuk mukanya tidak terlihat jelas.
Konon menurut rekan kerja saya, uraian keluarga saya itu benar adanya, dan biasanya ada sosok yang bisa menyamar menyerupai pegawia kantor. Konyolnya itu benar-benar kejadian saat pandemi dua tahun silam. Saat saya terpaksa isolasi di rumah karena terinfeksi covid, tiba-tiba bos jengkel karena menganggap saya bandel tetap masuk kantor padahal dalam masa isolasi. Saya pun protes karena selama masa isolasi sama sekali tak meninggalkan rumah.
Akan tetapi dia keukeuh karena ada kesaksian yang melihat saya naik ke lantai dua pada suatu sore, sempat menyapa pula sang saksi mata. Ada-ada saja.
Setelah pindah ke kantor yang sekarang, di belakang ada rumah dinas untuk pimpinan, tapi sampai sekarang tak prenah ditempati. Setelah saya konfirmasi dengan bos, dia langsung bilang "Coba saja tanya sama rekan-rekanmu yang lain, apa alasan saya tak pernah mau menempati rumah itu"
Saat saya konfirmasi, benar saja, ternyata lagi-lagi ada penghuni dari dunia lain yang katanya suka iseng bercanda dengan siapapun yang tidur di sana, bahkan tak cuma malam hari, siang hari pun terkadang iseng menampakkan diri. Tak cuma itu, kata rekan kantor di toilet sudut kantor pun kadang ada penghuninya.
Duh, padahal seringkali pas pulang terlalu sore saya suka kebelet nongkrong di toilet sudut kantor itu. Gimana dong?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H