Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Meredam Keresahan Akibat Ulah Pengecut OTK

Diperbarui: 25 Oktober 2022   06:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Beberapa dekade silam, sekitar tahun 1998 pernah terjadi pembunuhan massal terhadap beberapa kiai dan guru ngaji di Banyuwangi, walau isu santet dibilang sebagai pemicunya, nyatanya pembunuhan terhadap ratusan orang itu tetap tidak jelas motifnya sampai saat ini.  Pun pelakunya, sampai saat ini tak pernah terungkap siapa yang beraksi dengan pakaian hitam-hitam layaknya tokoh dari Jepang sehingga peristiwa itu sering juga disebut dengan tragedi ninja.

Tujuan pembantaian itu juga tak jelas, walau dampaknya sangat jelas, yaitu keresaha dan ketakutan di masyarakat, semua jadi was-was karena sasaran dan motif pembunuh yang tak dapat dimengerti.  Banyak orang takut suatu saat akan menjadi sasaran berikutnya.

Di Jogja juga pernah ada kejadian random serupa, beberapa warga saat mengendarai motor di malam hari, dihadang orang tak dikenal dengan senjata tajam terhunus, dan tanpa alasan yang jelas menyabetkan senjatanya kepada warga yang tahu menahu.  Kejadian yang tak diketahui asal muasal penyebabnya ini lagi-lagi menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat sekitar.  Belum lagi ditambah ulah anak muda di Jogja yang melakukan kegiatan iseng bernama klitih, membacok orang secara random dan berkelompok di jalanan.

Ulah pelaku yang tidak terungkap jelas, motif yang sama sekali tidak diketahui membuat siapa saja bisa menjadi korban di jalan, kapan pun, tanpa tahu pokok masalahnya.

Tentu saja untuk meminimalisirnya, memang baik untuk kembali mengaktifkan kegiatan ronda di masyarakat, paling tidak membuat pelaku menjadi tak berani lagi nekat jika ada yang dirasa mengawasi lingkungan.  Sepertinya pelaku kejahatan random dan tak terungkap itu adalah pengecut, cuma memanfaatkan situasi untuk menimbulkan kekhawatiran warga.  Tentu saja pengecut tak pernah berani beraksi terang-terangan.

Penerangan di lingkungan warga juga saatnya dibenahi agar menimbulkan rasa aman, selain itu yang tak kalah penting, berusaha memasang cctv di titik-titik penting di lingkungan permukiman.  Untuk hal ini mungkin bisa dikordinir ketua lingkungan setempat seperti Ketua RT atau RW, paling tidak bisa dijadikan bukti jika ada kejadian serupa terjadi lagi.

Pelaku penusukan terhadap orang tak berdaya, apalagi korbannya adalah anak-anak, paling tidak akan berusaha menghindari tempat dimana dirinya bisa terekspos publik, salahsatu cara untuk membuatnya paling tidak jera dan tidak berani adalah memasang perangkat untuk merekam aksinya.

Semoga saja nantinya ini juga bisa menjadi perhatian pemerintah setempat untuk memfasilitasi keamanan warga, apalagi di kelurahan dan desa juga sekarang tersedia anggaran untuk pembangunan, mungkin bisa dialokasikan untuk sistem keamanan warga.  Kalau tidak memungkinkan diharapkan swadaya dari warga demi keamanan bersama.

Mudah-mudahan pelaku kejahatan cepat terungkap dan efek jera bisa diterapkan kepada pengecut yang beraninya cuma sama warga yang lemah dan tak berdaya sehingga kejadian yang meresahkan tersebut tidak terulang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline