Lihat ke Halaman Asli

R. Syrn

TERVERIFIKASI

pesepeda. pembaca buku

Belajar dari (Maha) Siswa

Diperbarui: 8 Oktober 2022   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suatu saat di depan kelas/dok.pribadi

..semenjak mendapatkan pengalaman mengajar di sekolah setingkat SLTA, hingga akhirnya dipercaya untuk mengajar di sebuah universitas. saya rasa justru porsi belajar yang didapatkan lebih banyak ketimbang mengajar.  Hal tersebut karena banyak hal-hal baru yang saya dapatkan selama aktivitas belajar mengajar berlangsung, dan itu sangat menyenangkan.  

Menurut saya memang petuah Ki Hajar Dewantara bahwa ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani itu benar adanya.  Seseorang yang diberi kepercayaan untuk memberikan materi kepada murid ataupun mahasiswanya, kudunya bisa mengambil pelajaran dari semua sisi.

ing ngarsa sung tulada

Saat berada di depan, saya mau tidak mau harus mengajarkan materi yang mudah dipahami. Dari sini saya belajar bagaimana memberikan materi dengan efektif dan efisien.  Itu artinya bahan maupun cara presentasi di depan kelas sebisa mungkin dipersiapkan dengan optimal.

Selalu berhasilkah saya?  Oh tentu saja tidak, namanya juga belajar.  Tiap sesi selalu berusaha saya evaluasi, paling tidak menanyakan adakah bagian yang tidak dipahami, apakah materi yang ditayangkan dapat dimengerti, atau apakah ada kekurangan dengan cara penyampaian saya.

Untungnya sekarang sistem pembelajaran sudah bisa secara offline,  jadinya saya bisa langsung menanyakan kepada para mahasiswa sekaligus melihat reaksi mereka saat pembelajaran berlangsung.  Tak lupa belajar untuk bisa mengakui kesalahan dan memohon maaf jika ada terjadi kekurangan selama di dalam kelas.  

ing madya mangun karsa

Hal ini masih menjadi proses yang tak berkesudahan bagi saya, karena faktanya saya pun pernah mengalami fase jadi mahasiswa berkali-kali.  Jadi otomatis harus menekan ego selama memberi materi, tidak berpikir bahwa yang posisinya di depan itu yang paling tahu.  Bagian ini terkadang memang agak sulit, tapi menjadi mudah jika ada komunikasi yang cukup baik antar pengajar dan diajar.

Misalkan dalam memberi tugas atau soal ujian, sebelum disampaikan tentu saja saya harus mempelajarinya dulu, kemudian sembari memikirkan baik-baik, kira-kira dengan bobot soal dan waktu yang diberikan, mampu tidak mereka mengerjakannya dengan baik.  Hal tersebut semacam dipertanyakan balik ke diri saya sendiri: kira-kira jika saya diberi soal demikian, mampu ngga kira-kira menjawabnya.

Dari situ saya belajar lagi untuk mengevaluasi cara membaca kemampuan mahasiswa, tentu saja dengan berpatokan pada batasan bahan materi dan kurikulum yang disampaikan di awal pertemuan, sehingga tidak melenceng dari batasan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline