..selagi masih ingat, catatan perjalanan 5 tahun silam sepertinya akan saya lanjutkan saja, perjalanan yang sebenarnya pelunasan nazar untuk pulang kampung menggunakan sepeda setelah lulus studi di UGM.
Saya lupa persisnya, tapi rasanya perjalanan dari titik Cemoro Sewu dimulai saat menjelang sore hari. Perjalanan sedari situ sudah relatif nyaman, karena antitesis dari pas nanjak tentu saja bonus turunan sangat panjang terbentang. Sempat mampir sejenak di dekat belokan arah telaga Sarangan sampai akhir terus menikmati jalan turunan menuju Magetan.
Menjelang malam hari akhirnya memutuskan untuk menginap di pom bensin sekitar kota Magetan, saya lupa persisnya dimana, yang jelas tempan pengisian bbm selalu menjadi alternatif pilihan saya untuk menginap jika dalam perjalanan jauh, khususnya pakai sepeda. Hal tersebut dikarenakan tempatnya biasanya relatif bersih dan aman.
Pagi harinya perjalanan pun dilanjutkan, dengan tujuan utama ke Jombang. Saat itu rencananya mengunjungi putra saya yangs edang mondok di Ponpes Darul Ulum sekaligus istirahat di sana sebelum melanjutkan perjalanan ke Surabaya.
Perjalanan relatif lancar, hanya sesekali kudu minggir karena berpapasan dengan truk dan bis yang kadangkala memenuhi jalan yang tak begitu lebar. Selain itu sesampai Nganjuk saya terpaksa berhenti di apotik untuk membeli bioplacenton, untuk mengobati kulit paha dan kaki yang terbakar dan melepuh sehingga terasa perih. Kesalahan fatal memang bersepeda dengan celana pendek tapi tidak memakai sunblock, apalagi saat itu siang hari panasnya sedang mesra-mesranya membakar tubuh.
Mengayuh sepeda dengan ritme yang santai, akhirnya menjelang sore hari sampai juga di Darul Ulum, Jombang. Sowan sejenak ke pondok sekaligus menemui putra, setelah itu memutuskan untuk meneruskan perjalanan saja, karena setelah dipikir ulang agak susah mencari tempat istirahat di pesantren.
Walaupun sempat ragu melihat di peta kalau perjalanan ke kota pahlawan masih sekitar 80 km lagi, tapi toh perjalanan dilanjutkan juga tak lama setelah sholat maghrib . Melewati kota Mojokerto menuju Sidoarjo saat malam sudah mulai turun, untunglah lampu senter yang sudah disiapkan berfungsi dengan baik.
Untungnya lagi, badan saat itu sedang fit, jadi perjalanan pun dilanjutkan tanpa kendala, walau tentu saja terasa sedikit lelah, tapi nyatanya menyenangkan. Bersepeda di pulau Jawa saya pikir sejauh apapun relatif aman dan nyaman, karena tempat menginap banyak tersedit, gratis pula. Itu jika tak keberatan menginap di masjid dan pom bensin seperti yang kerap saya lakukan. Selain itu jalanan pun relatif bagus dan tidak bakal nyasar, lebih-lebih sekarang teknologi peta dengan menggunakan google maps sangat membantu dalam perjalanan
Menjelang tengah malam, akhirnya saya sampai juga di titik akhir tujuan, yaitu kota Surabaya. Memutuskan untuk menginap semalam di Hotel Cleo Jemursari. Sebenarnya niat awal adalah melanjutkan perjalanan ke pelabuhan Tanjung Perak untuk nantinya menyebarang ke Kalimantan. Tapi setelah saya pikir ulang, dari pelabuhan Trisakti menuju rumah toh cuma sekitar 50 km saja, tak begitu jauh juga. Jadinya diputuskan untuk pulang naik pesawat saja.
Paginya, sempat ketemu dengan kawan saya yang ada di sana, yaitu mas Tino staf kampus yang akrab semenjak saya studi sampai lulus di Unair Surabaya, juga dengan mas Bagus, kawan pesepeda dari Jogja yang menetap di Surabaya. Lalu membeli kardus bekas sepeda di rodalink terdekat. Hingga kemudian akhirnya take off menjelang siang hari. Untungnya (lagi) saat itu sepeda tidak dikenakan biaya tambahan bagasi, sehingga sepeda besi saya yang lumayan berat itu, kalau tidak salah sekitar 23 kg lebih, dibebaskan dari tambahan overweight.