Saat berkelana menjelajah youtube, entah bagaimana algoritmanya sehingga merekomendasikan rekaman live grup trio yang saya baru tahu namanya : Soegi Bornean, yang muncul adalah saat mereka manggung di acara connectifest Semarang di 24 Juli 2022.
Saya langsung terpikat dengan lagu Pijaraya, nada akustik yang unik dan alunan vokalnya yang mengayun membuat saya sekejap jatuh cinta. Duo gitaris yang bersahutan ditambah gaya vokalisnya dipanggung sungguh menyenangkan dan menenangkan. Sampai akhirnya saya takjub melihat para penonton yang rata-rata hapal liriknya yang sebenarnya bernada rada susah, lompat-lompat tak begitu mengikuti pakem. Apalagi serasa ada suara yang khas dan akrab dalam musiknya.
Ternyata sesuai dugaan saya melihat nama grupnya, ada aroma musik tradisional Dayak terselip di dalam lagunya, dan vokalisnya pun ternyata berasal dari Kalimantan pula. Perkawinan nada pentatonik Jawa dan melodi Sape membuat tembang Pijaraya dan Asmalibrasi terdengar makin unik dan menentramkan. Ditambah lagi liriknya yang puitis, duh indah sekali.
Setelah saya gugling, saya baru tahu kalau grup ini sudah berdiri sejak 3 tahun yang lalu, walau tampaknya baru bersinar baru-baru saja konon semenjak wara-wiri di aplikasi tik-tok sebagai musik latar, aplikasi yang saya tak punyai sehingga saya tak tahu sama sekali akan grup musik apik ini.
Tapi memang masih sedikit media yang mengulas tentang trio ini. Hanya beberapa tulisan yang ada tentang mereka, termasuk satu tulisan yang baru ada di kompasiana.
Silakan menonton penampilan mereka di connectifest tersebut, jika ingin membuktikan betapa kuping bakal dibikin nyaman oleh lagu Asmalibrasi mereka, dan tak dapat dipungkiri, gaya vokalisnya Fanny memberi warna tersendiri pada penampilan mereka, selain tentu saja penampilan tenang double gitar Aditya dan Bagas.
Selamat menikmati jelajah nada mereka yang akan menjelma renjana di hati.
