Lihat ke Halaman Asli

Citayam Fashion Week sebagai Ruang Ekspresi

Diperbarui: 1 Agustus 2022   09:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kawasan dukuh atas menjadi viral baru-baru ini karena adanya sekumpulan anak-anak muda yang menjadikan kawasan itu sebagai tempat berkumpul mereka. lokasi ini memang menjadi salah satu tongkrongan yang sedang hits di kalangan remaja yang berasal dari jabodetabek seperti Citayem, Depok, Bojong gede dan Jakarta.

Outfit-outfit yang dikenakan oleh para remaja tersebut juga turut andil dalam viralnya tempat ini. outfit yang mereka kenakan bisa di bilang sudah menjadi fashion masa kini. Dan brand-brand yang mereka gunakan pun adalah brand lokal, ini merupakan hal yang positif untuk mendorong para anak muda untul lebih menggunakan dan mencintai brand karya lokal di banding luar.

Stye pakaian yang mereka gunakan pun berbagai macam, mulai dari casual streetwear, vintage style, retro style dan bahkan style ala-ala karakter anime Jepang (cosplay). Bak berlaga seperti model sungguhan mereka menjadikan zebra cross sebagai area untuk catwalk, mamerkan style outfit yang mereka punya ke khalayak ramai.

Kawasan dukuh atas memang menjadi tempat yang strategis bagi mereka untuk berkumpul, dikarenakan moda umum transportasi untuk ke tempat ini sangatlah mudah seperti ada commuter line, mrt, dan bus transjakarta. Disamping itu label Kota Jakarta sebagai Ibukota akan terkesan "wah" bagi para remaja ini, dan juga masih minimnya ruang publik di tempat para remaja ini .yang akhirnya membuat mereka menjadikan kawasan dukuh atas ini sebagai tempat berkumpul.

Para pedagang starbuck keliling (starling) juga terkena dampak yang positif dari viralnya tempat ini, bagaimana tidak, omset mereka menjadi naik secara drastis dengan adanya ini. para pedagang mengaku omset mereka naik 2x-3x lipat dengan adanya ini. kedai kopi janji jiwa pun turut mendapatkan keuntungan secara massive, mereka secara tidak langsung mendapatkan promosi secara gratis, karena kedai ini terletak persis didepan area catwalk.

Di tengah ingar bingar kawasan ini, justru banyak sampah berserakan di mana-mana. Sepertinya kesadaran masyarakat masih sangat rendah terhadap kebersihan. Di tambah lagi kawasan dukuh atas tersebut merupakan area edukatif yang mana jarang ada tempat sampah. Ini di lakukan agar masyarakat lebih peduli dan tetap menjaga kebersihan di area tersebut. Banyak sekali petugas ppsu berjalan kesana kemari untuk membersihkan sisa-sisa sampah di jalanan.

Permasalahan nama " Citayem Fashion Week " juga menjadi masalah baru di media sosial, karena baru-baru ini seorang artis yang bernama Baim Wong, mendaftarkan nama "Citayem Fashion Week" ke dalam HAKI ( Hak Atas Kekayaan Intelektual ). Netizen pun beramai ramai berkomentar "Created by The Poor, Stolen by The Rich". Dan bahkan ada yang menyebutnya sebagai kapitalis.

Di luar sana juga masih ada pro dan kontra terhadap kegiatan ini. beberapa orang yang kontra terhadap kegiatan ini merasa terganggu, karena membuat macet jalanan dan tidak seharusnya zebra cross di gunakan sebagai area catwalk. Mereka ingin zebra cross digunakan semestinya untuk menyebrang jalan dan bukan untuk catwalk.

dengan adanya street fashion ini sebenarnya bagus, karena ini salah satu cara anak muda untuk menonjolkan identitasnya, sebagai bentuk ekspresi diri, inisiatif dan kreatifitas para anak muda. dan akan lebih bagus lagi jika para anak muda dan para pengunjung juga peduli dengan lingkungan sekitar untuk tidak buang sampah sembarangan dan tidak melakukan pengerusakan terhadap fasilitas umum yang ada.

Kedepannya mungkin pemerintah perlu membuat ruang-ruang publik seperti itu yang di khususkan untuk mereka agar bisa mengasah skill dan kreatifitas. akan tetapi tidak menggangu ketertiban umum. Yang para anak muda lakukan bagus dan positif, hanya saja tempatnya yang kurang tepat sehingga menimbulkan kontra.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline