Assalamualaikum keluarga pembaca ku yang sekut, semoga di musim hujan ini, kalian bakal selalu dilimpahkan kesehatan, dan semoga keadaan kota kalian baik baik saja, maklum, Jogja lagi porak poranda dihantam badai Cempaka. Semoga alam kian membaik, sangat tidak baik kalau kita sebut ini bencana, anggap saja alam sedang bersabda layaknya ucapan Presiden Jancukers, Sudjiwo Tedjo.
Yaps, kali ini aku bakal ngomongin fenomena kaum generasi penerus bangsa yang salah kaprah, khususnya buat kaum perempuan, disini aku menulis melalui sudut pandang ku sebagai kaum pria yang mulai resah juga sedih, semoga aku gak dimarahi oleh kaum feminist diluar sana berkat tulisan ku ini, semoga dan selalu, aamiin.
Melirik kembali pola hidup generasi milennial khususnya perempuan zaman sekarang, ntahlah, aku sedikit miris, berawal dari scroll explore Instagram, foto foto yang menunjukan belahan (maaf) dada, kehidupan glamor, awalnya kulihat satu dan akhirnya makin banyak aja di explore aku. Bingung apa yang sebenarnya mereka pikirkan, terbesit dalam pikiran aku bahwasannya eksistensi wanita saat ini dilihat dari belahan dada, kemolekan tubuh, demi memikat kaum pria, atau bahkan panjat sosial.
Kita pernah menemui sebuah kasus selebgram yang habis di hujat netizen lantaran gaya hidup dan lagu fenomenalnya diatas kuda, menggunakan topeng, dan menunjukan belahan dada yang tidak begitu gede sama sekali. Gak perlu aku sebut namanya kalian pasti tahu lah, nah pernah gak sih kalian berfikir kenapa dia bisa begitu?
Oke, dalam proses pendewasaan, sudah pada hakikatnya seorang remaja mencari jati diri, kenakalan remaja itu sudah biasa, aku pun mengalaminya, kita gak pernah tahu kenapa dia melakukan hal yang seperti itu, ntah itu untuk menunjukan eksistensinya pada dunia atau apalah, itu terserah dia, disini aku hanya ingin memberikan sedikit tanggapan ku terhadap kalian kaum perempuan yang mungkin juga melakukan hal yang sama.
Aku hanya merasa ketika seorang wanita menganggap kecantikan wajah dan kemolekan tubuh adalah aset terbaik yang dimiliki untuk memikat lawan jenis itu adalah sesuatu yang penting, bagi aku tidak sama sekali, itu adalah sebuah kesalahan besar, pernahkah kalian berfikir kenapa Ibu Kartini memperjuangkan hak perempuan untuk dapat sekolah? Ya, jawabannya agar perempuan tidak lagi dianggap sebelah mata, dimana kasusnya pada zaman sebelum emansipasi wanita itu diperjuangkan Ibu Kartini, memang benar wanita hanya dilirik dari sudut pandang keindahan fisik,baik wajah ataupun tubuh saja.
Tapi, ini sudah abad ke 21, bagi aku sungguh sangat disayangkan ketika kalian kaum hawa hanya sibuk mempermak fisik tapi mengikis pengetahuan dan moral kehidupan, padahal diabad modern ini, kalian akan lebih terlihat menarik apabila memiliki pengetahuan yang tinggi, prestasi, moral yang baik nan santun, dan berguna terhadap orang lain.
Kita menyadari bahwa di zaman sosial media yang canggih ini, tajuk perempuan sebagai seorang influencer di dunia maya sangatlah kuat, kalian adalah pandangan generasi di bawah kalian untuk menatap masa depan, kalau tak bisa memberi setidaknya jangan merusak, contohkanlah sesuatu yang baik terhadap orang lain, sebarkanlah energi positif, karena sesuatu yang negatif tak akan bertahan lama.
Aku sempat berfikir, bahkan seorang pelacur lebih baik, kenapa? Karena pelacur hanya merusak dirinya sendiri, sedangkan kita yang disebut generasi penerus bangsa ini apabila menyebarkan sesuatu yang buruk terhadap sesama atau bahkan generasi dibawah kita, kita tidak hanya merusak diri sendiri, tapi kita juga telah merusak seluruh generasi.
Marilah, kalian sebagai kaum perempuan yang cerdas, bertindaklah dengan lebih arif, berfikirlah bahwa derajat kalian ditakdirkan tinggi dan kalian adalah sebuah kekayaan dari suatu bangsa.