Di Desa bukan hanya berarti hanya berdiam diri, tetapi bisa memperkenalkan desa ke dunia luar lewat produk. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk salah satu UMKM yang berada di Kampung Cipongporang RW 011 , Desa Katapang Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung Jawa Barat. UMKM tersebut adalah Sale Pisang Sumber Barokah yang sudah dapat mengekspansi produknya hingga ke luar daerah walaupun proses penjualannya masih mengandalkan dari mulut ke mulut. Kegiatan kunjungan ke UMKM adalah salah satu program kerja penunjang kegiatan KKN Tematik UPI "SIPENTING" (Mahasiswa Peduli Stunting) Kelompok Desa Katapang dengan tujuan pemberdayaan & branding untuk meningkatkan pemasaran UMKM di Desa Katapang.
Produk dari Sale Pisang Sumber Barokah ini ada beberapa jenis, mulai dari sale pisang goreng, sale pisang basah, dan sale pisang tepung. Semua produk ini dikemas dengan berbagai jenis ukuran untuk konsumen yang berbeda-beda. Ukuran kemasan satu kilo biasanya dikirim ke pusat oleh-oleh yang berada di terminal Cicaheum dan Buah Batu. Sedangkan ukuran ukuran 250 gram dijual langsung kepada konsumen yang datang ke tempat pembuatannya.
"Kemarin ada pesanan dari Bogor, orangnya langsung ke sini. Dan pemesanan terjauh itu sudah sampai ke luar pulau Jawa"
Mendengar ungkapan tersebut tentu saja cukup mengagetkan karena sistem penjualannya yang masih lewat mulut ke mulut. Tentu saja, ini bisa menjadi potensi besar yang dimiliki oleh UMKM ini. Hal yang sangat disayangkan juga adalah kurangnya peran aktif dari pemerintah desa untuk mendorong warganya yang bergiat dalam bidang UMKM. Pemilik Sale Pisang Sumber Barokah menungkapkan bahwa dia sudah cukup senang dengan bisa membuka lapangan pekerjaan untuk warga sekitar, walaupun masih sedikit.
Pemilik sale pisang barokah berujar bahwa ide untuk berwirausaha ini tiba-tiba saja terlintas. Hal ini karena keluarganya di luar pulau mengirimkan sale pisang dan saat itu di daerah Desa Katapang tempat tinggalnya belum ada yang membuat sale pisang tersebut. Awalnya beliau kesulitan untuk membuat sale pisang, karena banyak pengusaha sale pisang yang beliau datangi tidak memberikan resepnya. Sehingga beliau harus bereksperimen membuat sale pisang yang disukai masyarakat, dan akhirnya produknya yang dibuat dan disukai oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H