Lihat ke Halaman Asli

Rudi I

Sedang belajar sastra Inggris 🇬🇧

Review Film "The Conjuring 3: The Devil Made Me Do It" yang Tokoh Antagonisnya Ala-ala Dukun Indonesia

Diperbarui: 18 Juli 2021   06:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cuplikan Film The Conjuring, Sumber Gambar: substreammagazine.com

Permasalahan berawal dari perukyahan anak kecil yang bernama David Gletzel yang keraksukan iblis. Seperti film-film conjuring sebelumnya, Ed dan Lorraine Warren adalah tokoh utama yang menangani hal-hal yang semacam itu. Kali ini, yang dihadapi mereka cukup kuat karena penganut iblis. Orang-orang dalam perukyahan David kuwalahan karena energinya yang begitu besar. 

Jadi, kekasih kakak David yang bernama Arne Johnson mengorbankan dirinya agar iblis yang merasuki David berpindah ke tubuh Arne karena dia melihat adik kekasihnya itu kesakitan. Iblis berhasil berpindah ke tubuh Arne dan David terselamatkan. Orang-orang menganggap pengrukyahannya berhasil, tetapi Ed menyadari bahwa itu awal dari permasalahan. Karena Ed menyadari hal itu, iblis membuat Ed terkena serangan jantung.

Ed dan Lorraine Warren tetap menyelidiki masalah itu dan dia sudah tahu kalau iblisnya terlah berpindah ke tubuh Arne. Setelah kejadian malam itu Arne mulai merasakan hal-hal gaib, wajahnya pucat, dan tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Hingga suatu hari Arne membunuh Bruno, orang yang membantu dia mengurus hewan-hewan di rumah pacarnya. 

Arne melihat Bruno seperti sosok bertubuh besar yang menyeramkan. Dia menikam Bruno sebanyak 22 tusukan. Arne dipenjara karena melakukan tindak pembunuhan. Di pengadilan Arne mengatakan kalau dirinya tidak melakukan pembunuhan, tetapi dia kerasukan setan. Namun, pengadilan tidak percaya kalau tidak ada bukti fisik. Oleh karena itu, Ed dan Lorraine Warren menyelidiki kasus ini untuk membuktikan kebenarannya.

Di rumah Gletzel, Lorraine menemukan totem yang bentuknya seperti tulang kepala banteng yang memiliki lambang satan. Kemudian Ed dan Lorraine mencaritahu darimana benda tersebut berasal dengan bertanya kepada penganut satan terakhir. Di sana mereka belum menemukan jawaban, tetapi Lorraine sudah merasakan hal-hal yang tidak mengenakan di rumah itu. 

Si kakek sudah berhenti menjadi penganut satan tetapi dia masih mengoleksi barang-barang yang berbau magis. Tiba-tiba Ed mendapatkan telepon dari seorang polisi yang mengabarkan bahwa 4 bulan yang lalu ada kejadian yang sama, yaitu penusukan korban sebanyak 22 kali. Ed dan Lorraine Warren mulai menyeledikinya juga karena pasti ada kaitannya. Mereka berhasil menemukan kebenaran lagi setelah menemukan mayat yang jatuh di jurang.

Dengan menggunakan mayat itu, Lorraine menemukan koneksi bahwa kejadian itu memang direncakan. Sang pengirim setan membutuhkan tiga tumbal untuk melakukan ritual. Sialnya, tumbal yang ketiga adalah Ed Warren. Lorraine mulai datang ke tempat kakek yang masih menyimpan benda-benda magis dulu, dia bertanya apa yang sebenarnya terjadi. 

Lorraine sudah memelas karena korban selanjutnya adalah suaminya. Akhirnya, kakek tersebut berkata sejujurnya, pelakunya adalah putrinya sendiri, yang sedang mengembangkan ilmu gaib. Lorraine dalam melihat dimana si pengirim setan itu berasal. Sang kakek memberitahu bahwa putrinya berada dalam lorong bawah tanah.

Saat Lorraine memasuki lorong, si kakek dibunuh putrinya sendiri, dan Lorraine harus berhadapan dengan suaminya sendiri yang dikendalikan oleh wanita itu. Semtentara di penjara, Arne juga mulai mengamuk dan dikelilingi aura yang dasyat. Kekasihnya di sana mencoba menenangkannya dan ada seorang pendeta juga yang membantunya. 

Kembali lagi ke Lorraine yang dikejar-kejar oleh Ed menggunakan palu. Lorraine mencoba menyadarkan suaminya dengan mengingatkan dirinya, begitu pula Arne, kekasihnya mulai menyadarkan Arne dengan berkata dia sangat mencintainya. Kutukan mereka terpatahkan saat Ed tidak sengaja memalu altar yang digunakan untuk ritual. Wanita pengirim terkena imbasnya dan jiwanya diambil oleh iblis. Di akhir cerita, Ed telah kembali sadar dan Arne tidak terbukti bersalah.

The Conjuring 3 memiliki aura horror yang kurang berasa dibandingkan film-film mereka sebelumnya. Film ini lebih mementingkan sisi cerita cinta antara Ed dengan Lorraine dan Arne dengan kekasihnya. Kejadian dalam film seperti hal-hal yang lumrah terjadi di Indonesia seperti penyantetan yang memerlukan tumbal dan makhluk sosok pria besar berambut gondrong dalam film lebih mirip genderuwo. Oleh karena itu, saya merasa sisi horrornya kurang dapat, tetapi sisi cintanya dapet. Mungkin saja The Conjuring 3 memfilmkan kejadian keluarga Gletzel sebagai kronologi kejadian yang runtut karena film ini juga berkaitan dengan Annabelle.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline