Saya sungguh beruntung dan bersyukur kepada Tuhan sempat mencicipi negeri LOTR (film Lord of the Rings) dengan tiket penerbangan murah sebelum maskapai AirAsia mengakhiri rute penerbangan Kuala Lumpur - Christchurch (Selandia Baru) per tanggal 1 Juni 2012 ini. Betapa tidak? Kami 4 orang sekeluarga dapat terbang dari Jakarta ke Selandia Baru -tentu via transit di KL- hanya menghabiskan biaya tidak lebih dari Rp 18 juta pp. Luar biasa murah bukan? Tentunya pesan tiketnya hampir 1 tahun sebelumnya, yaitu ketika AirAsia mengeluarkan periode promonya. Coba bandingkan dengan harga tiket Jkt - NZ sekarang? Terima kasih Air Asia! Sangat disayangkan AirAsia menghentikan rute yang menarik ini. Berangkat dari Jkt Rabu 9 Mei, tiba di CHC siang hari keesokan harinya. Memang melelahkan karena hampir 24 jam berada di perjalanan, termasuk 5 jam transit di bandara LCCT (Low Cost Carrier Terminal) di KL. Untuk menekan biaya semurah mungkin, kami memilih menginap di youth hostel -hotel yang populer di kalangan backpacker (turis bertas ransel). Walaupun kamar mandi dipakai bersama-sama dengan tamu hostel yang lain, namun saya terkejut karena hostel-hostel tersebut nyaman dan bersih. Dan yang membuat travel kali ini murah meriah, di setiap hostel tersebut tersedia sebuah dapur yang lengkap dengan berbagai alat masak dan freezer. Jadilah menu sarapan kami indomie yang kami bawa dari Jakarta, walaupun dapat dengan mudah didapatkan di supermarket, termasuk beras. {Daftar hostel yang kami inap ada di bagian bawah}. Bagaimana urusan transpor? Kami menyewa mobil dari salah satu rental yang banyak tersedia di Christchurch. Enaknya adalah kami dijemput di airport ke tempat rental tersebut untuk mengambil mobil, dan di akhir perjalanan kami pun dapat mengembalikannya di airport sebelum terbang kembali ke Jakarta. Bahkan kita dapat pula mengembalikannya di kota Queenstown jika diperlukan. Luar biasa mudah bukan? Kami berangkat dari Christchurch menuju kota Queenstown -'pusat turis', berkendara selama sekitar 8 jam dan tiba di QTN sekitar pukul 5 sore. O iya, kami sempat mampir untuk foto-foto dan makan siang di danau Tekapo dengan Church of Good Shepherd di pinggir danau yang tenang. Sungguh nyaman berkendara di NZ, bukan saja posisi kemudi di sebelah kanan seperti di Indoneisa, tetapi yang perlu dapat pujian (two thumbs up!) adalah kondisi jalanan yang luar biasa... Selama saya dan istri menyetir, tidak ada satupun lobang yang kami temui. {Kapan ya berkendara di Indonesia, atau di pulau Jawa bisa seperti itu?} .... bersambung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H