Lihat ke Halaman Asli

Redifinisi Media

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Internet dan konektifitas semakin mencengkeram kehidupan manusia... positif atau negatif tergantung bagaimana kita menyikapi.. Media pun tidak terlepas dari hal tersebut... blog, facebook, twitter, web 2.0 dengan konsep User Generated Content adalah new media..

Di cilandak town square, hal tersebut menjadi nyata.. Internet telah merubah dan mengharuskan kita me -re-definisi media.. televisi yang selama ini statis ... di rumah.. shared media menjadi multiple screen ... tidak hanya kaku di ruang keluarga... tetapi menjadi mobile dengan ponsel apple atau android, dan menjadi portable untuk beraktifitas dengan PC/Mac atau tablet dan berbagai xPad lainnya.

konsepsi televisi shared media bergabung dengan internet PC table for one dengan sentuhan teknologi anti buffer (click & watch) dan mobilitas ponsel. Semua dimungkinkan dengan ketersediaan teknonologi progressive download.

teknologi diatas mau tidak mau merubah dan me redefinisi media televisi yang kita kenal selama ini. belum lagi dengan tersedianya time shift atau pause, sehingga penonton dapat menyela acara yang ditonton untuk sementara, dan melanjutkan pada saat penonton siap kembali.

Hal menarik lainnya adalah catch up TV dimana penonton melalui EPG (Electronic Program Guide) dapat mengambil program atau acara yang terlewat pada hari yang sama sampai dengan 2 hari sebelumnya. Belum termasuk ketersediaan layanan Video on Demand yang memudahkan penonton memilih seleksi film yang tersedia.

Semua bercampur menjadi satu  merubah definisi Media televisi menjadi dimana saja kapan saja dengan media apa saja. Berbeda dengan produk TV tertentu yang mewajibkan penonton membeli TV khusus, ataupun rencana salah satu perusahaan raksasa telekomunikasi yang membutuhkan akses khusus 2.5 Mbps sd 10Mbps. Media yang satu ini hanya membutuhkan 384kbps, yang merupakan akses yang  umum dimiliki, untuk menjalankan layanan SD (standard definition) dan 728kbps untuk layanan HD (high definition).

Dengan akses tersebut, memberikan exposure cukup besar untuk penonton menikmati media ini dimana saja selama tersedia akses internet yang memadai, termasuk di hot spot yang terdapat hampir di semua gedung maupun mall di Indonesia.

Pada akhirnya bukan penonton yang menyesuaikan waktu terhadap program ataupun acara televisi, tetapi Media baru inilah yang menyesuaikan dengan penonton.

apakah ini yang diinginkan  oleh masyarakat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline