Lihat ke Halaman Asli

Membaca Kabinet Bayangan ala PDIP

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Entah apa yang ada dibenak PDI Perjuangan yang telah mendorong nama-nama yang akan duduk diposisi kabinet seandainya menjadi pemenang di pilpres 2014. Apakah ingin memberikan pendidikan politik kepada masyarakat atau terlalu pede bisa menang pemilu?

Bisa jadi yang pertama atau yang kedua. Akan tetapi, ada yang menggelitik saya. Nama-nama yang disodorkan, belum ada satupun nama yang berasal dari kalangan professional dibidangnya. Semua merupakan kader PDI Perjuangan.

Lihat saja nama-nama yang dilansir partai banteng sebagai cabinet bayangan. Wakil Ketua DPR dan mantan Sekretaris Jenderal PDI-P Pramono Anung sebagai Menteri Pertambangan, Sekretaris Jenderal PDI-P dan anggota Komisi I DPR Tjahjo Kumolo sebagai Menteri Hukum dan HAM, politisi PDI-P dan anggota Komisi III DPR Eva Kusuma Sundari sebagai Kepala Badan Nasional Perlindungan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).

Selanjutnya, mantan Ketua BK DPR RI M Prakosa sebagai Menteri Pertanian dan Kehutanan, Romin Dahuri sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan, Sri Adiningsih sebagai Menteri Perdagangan, Maruarar Sirait sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Hasto Kristiyanto sebagai Menteri Sekretaris Negara dan Sekretariat Kabinet.

Kader lain, Arif Wibowo sebagai Menteri Pertanahan atau Agraria, Budiman Sudjatmiko sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga, Tubagus Hasanuddin sebagai Menteri Pertahanan, Arif Budimanta sebagai menteri yang berkaitan dengan bidang keuangan.

Pertanyaannya, apakah nama-nama ini mumpuni? Tentu yang menilai kita masing-masing. Yang saya heran, kenapa nama potensial seperti Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, belum nongol? Kalau kabinetnya sudah, siapa presidennya?

Inilah yang bagi saya cukup menggelitik sekaligus lucu. Apa yang dilakukan PDI Perjuangan jadi setengah-setengah. Kalau memang ingin memberikan pendidikan politik yang sebenarnya, langsung umumkan sekalian dengan siapa calon presiden dan wakilnya. Itu yang bisa memberikan jaminan bahwa nama-nama dikabinet bayangan bisa diberikan penilaian.

Bagi saya, nama calon presiden yang diusung, jauh lebih penting daripada nama-nama yang akan duduk diposisi menteri. Karena yang mempunyai political will membangun bangsa atau tidak hanya bisa kita nilai dari siapa presidennya.

Itulah kenapa, semestinya PDI Perjuangan tidak membuat lucu-lucuan menghadapi pileg dan pilpres 2014. Karena yang ditunggu masyarakat adalah calon pemimpinnya, bukan anggota kabinetnya.

Sebagai upaya menyodorkan alternative kepada masyarakat, tentu langkah PDI Perjuangan bisa kita nilai positif. Namun jika hanya nama kabinetnya tanpa tahu siapa nahkoda presidennya, PDI Perjuangan hanya membuat lelucon yang sejatinya tak lucu.

Saran saya, cepatlah keluarkan siapa calon presidennya. Apakah karena Megawati masih punya hasrat menjadi presiden menjadikan PDI Perjuangan gamang? Kita tunggu saja apa “manuver lucu” berikutnya dari PDI Perjuangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline