Lihat ke Halaman Asli

Abdul Razaq

Aktivis Sosial dan Keagamaan

GASA Wirogunan Hadir untuk Warga

Diperbarui: 26 September 2021   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

GASA (Gerakan Aksi Sosial dan keAgamaan) hadir sebagai upaya memaksimalkan peran dan kontribusi para relawan dalam membantu masyarakat dengan support Lurah Wirogunan (Anastasia Erwina Siwi Utami) beserta staf Kelurahan.

GASA (Gerakan Aksi Sosial dan keAgamaan) terbentuk pada Senin (6/4/2020) dalam rapat perdana yang difasilitasi Lurah Wirogunan. Bertempat di Pendopo "Wiroguno" Kel. Wirogunan, Kec. Mergangsan, para Relawan berkomitmen untuk berbuat terbaik bagi masyarakat Wirogunan dalam komunitas atau wadah GASA.

GASA lahir atas komunikasi Lurah Wirogunan (Anastasia Erwina Siwi Utami) dengan Ketua Umum LPMK Wirogunan (Abdul Razaq). Komunikasi tersebut berlangsung beberapa hari sebelum pelaksanaan rapat koordinasi perdana pada Senin (6/4/2020).

Berawal dari keprihatinan atas kondisi warga Wirogunan yang pemegang KMS (Kartu Menuju Sejahtera) atau Keluarga Sasaran Jaminan Perlindungan Sosial (KSJPS) yang cukup banyak. Perlu upaya bersama dengan melibatkan semua pihak, melalui intervensi pemberdayaan masyarakat maupun keagamaan.

Intervensi pemberdayaan masyarakat dengan berbagai aksi atau kegiatan untuk mendorong peningkatan ekonomi. Meningkatnya ekonomi, diharapkan pemegang KMS/KSJPS semakin berkurang dari tahun ke tahun.

Selain itu, perlu upaya penyadaran pribadi dengan nilai-nilai keyakinan agama yang dianut oleh pribadi dan keluarga pemegang KMS/KSJPS. Penyadaran tersebut, lahir, tumbuh dan berkembang dari interaksi dalam suatu aktivitas, maupun kegiatan di masyarakat.

Kondisi ini, mendorong Ketua LPMK, Abdul Razaq berkomunikasi secara intens dengan Lurah Wirogunan (Anastasia Erwina Siwi Utami) untuk mengarahkan segala sumber daya yang ada di Kelurahan Wirogunan dalam mengurangi pemegang KMS/KSJPS. 

Lebih-lebih Lurah Wirogunan, melakukan studi banding di wilayah Banyuwangi, yang difasilitasi Bagian Tata Pemwrintahan (Tapem) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Yogyakarta.

Pasca studi banding, komunikasi keduanya semakin intens untuk menggagas lahirnya suatu gerakan bersama dengan mengkolaborasikan potensi yang ada, baik potensi Sumber Daya Manusia (SDM), maupun Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). 

PSKS yang dimaksud terdiri dari Pekerja Sosial Profesional, Pekerja Sosial Masyarakat, Lembaga Kesejahteraan Sosial, Karang Taruna, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) dan sejenisnya, Wahana Kesejahteraan Sosial Keluarga Berbasis Masyarakat (WKSBM) atau sebutan lainnya, Pengurus Masjid dan Gereja, dan Dunia Usaha atau UMKM.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline