Lihat ke Halaman Asli

Pasien di Kampungku (Bagian 1)

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di kampungku orang orang berbau asap
Asap kayu, daun kopi kering pengusir beku
Juga asap tembakau yang tak henti menguap
Ke dalam paru-paru mereka yang abu abu
Dua tiga orang duduk berdiri kelilingi api
Mulai senja hingga dini hari
Esok pagi tak perlu mandi karena airnya memang
Dingin sekali. Alasan yang logis tentu saja bisa diamini

Besok lusa ada yang sakit, batuk-batuk
Bersin bersin gejala influeza.
Lalu berobat ia ke Puskesmas. Seorang dokter cantik
Yang baru saja datang dari kota sebagai
Pegawai tidak tetap memeriksanya dengan khidmat
Si dokter bingung tak pernah cium bau asap yang berkarat
Berhari-hari di baju pasien itu. Bau apa ini?

Malamnya si pasien tidak tidur cepat
Tidak istirahat yang cukup, seperti saran dokter
Asap kayu, kulit kopi kering pengusir beku
Juga asap tembakau yang tak henti menguap
Ke dalam paru-paru nya yang sulit mengembang

Dua tiga hari kemudian dia datang lagi
Ke puskesmas. Katanya dokter baru yang ayu ini
Tak bermutu. Tak pande ia obati aku
Aku mau dokter Razak yang obati aku
Dia jago seperti tabib tabib tempo dulu
Ha..ha..ha..ha..

Palembang, 24 Januari 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline