Lihat ke Halaman Asli

Angin Takdir

Diperbarui: 26 Juni 2015   13:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kenapa angin datang menghapus riak
yang mengalun di atas tubuhmu?
Itu pertanda kau terpilih dalam urat waktu
Tak usah kau tunduk pada lutut yang membatu
Ini mataku untuk kau tatap, lalu kau isap dalam-dalam
hingga kau rasakan makna ketulusan dalam cahayanya,
Menghapus kengerian yang menancap
di setiap liku jalanmu, yang kau sebut itu takdir.

Masihkah kau ragu melihat kelebat penyair
bersanding dengan bayang angin senja
yang mengalir dari barat menuju selatan,
menikung di sebuah gunung?
Lalu ia melukis di atas putih tubuhmu tanda baru takdir
Yang membawamu lepas dari setangkup bibir
Merekah, menjadikannya berkah atas jalanmu yang berliku.

Bireuen, 26 Feb 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline