Lihat ke Halaman Asli

(Lumen Histoire) Sejarah dan Seputar Pemikiran Manusia

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dari semua lingkup bidang studi psikologi, studi yang memiliki sejarah terpanjang diantara studi-studi yang lain adalah studi psikologi kognitif, diawali dari para filusuf yang bertanya mengenai asal muasal pengetahuan dan bagai mana pengetahuan tersebut ditampilkan dalam pikiran. Teori-teori kuno umumnya hanya membahas tentang letak pikiran dan memori yang kata Aristoteles letak pengetahuan tersebut berada berada di jantung. Namun Palto tidak menyetejui letak pengetahuan tersebut berada di jantung, Ia berpendapat bahwa letak pengetahuan yang di simpan itu berada di otak.

Ada dua perspektif yang berkaitan dengan bagaimana pengetahuan di tampilkan dalam pikiran, Perspektif empiris yang memandang bahwa pengetahuan itu didapatkan melalui pengalaman-pengalaman kehidupan seseorang yang telah tersimpan. Berbeda dengan perspektif nativis yang beranggapan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh manusia itu telah dibawa olehnya sejak lahir yang sudah tersimpan pada karakteristik genetis dalam otak.

Abad ke-18 atau yang biasa dikenal sebagai Abad Pencerahan merupakan sebuah zaman dimana pada saat itu terjadi perubahan yang sangat besar dalam bidang teknologi, sosial, politik maupun ilmu pengetahuan. pada abad ke-18 ini ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga akhirnya muncul lah berbagai cabang ilmu yang di cetuskan di abad ini. Pada abad ke-19 mulai terjadi banyak perdebatan antara para tokoh-tokoh pemikir yang masing-masing mempunyai kepercayaan pada alirannya sendiri. Salah satu perdebatan yang mungkin merupakan yang terbesar di abad ini adalah perdabatan antara pengikut aliran Strukturalisme dengan pengikut aliran fungsionalisme.

Para pemikir yang merupakan pengikut dari aliran strukturalisme mendukung bahwa studi pengalaman indrawi itu melalui introspeksi, mereka meyakini bahwa studi ini sangat berkaitan dengan introspeksi. Introspeksi merupakan cara menetap kedalam, tepatnya pada kepingan informasi yang melewati kesadaran (sensasi). Berbeda dengan para pemikir yang merupakan pengikut dari aliran fungsionalisme, mereka meyakini bahwa yang terpenting dari sebuah pengetahuan itu adalah fungsinya. Fungsionalisme itu sendiri memahami apa yang dilakukan manusia dan mengapa mereka melakukannya, artinya mempelajari proses bagaimana dan kenapa pikiran bekerja.

Psikologi kognitif memiliki sejarah yang sangat panjang dibandingkan dengan studi psikologi yang lainnya, begitu juga ruang lingkupnya yang mungkin salah satu yang terbanyak dibandingkan dengan studi yang lainnya. Seputar psikologi kognitif ada beberapa macam pokok bahasan yang dibahas didalamnya, ruang lingkup psikologi kognitif ini meliputi (1) Neurosains Kognitif; yang membahas mengenai otak dan sistem syaraf manusia, (2) Persepsi; pendeteksian dan penginterpretasian stimulus sensoris, (3) Rekognisi Pola; kemampuan untuk mengabstraksikan dan mengorganisasikan stimulus menjadi skema terorganisir, (4) Perhatian; pemusatan usaha mental, (5) Memori, (6) Representasi pengetahuan, (7) Pembayangan/Imagery, (8) Bahasa; sistem komunikasi dengan simbol, (9) Psikologi Perkembangan, (10) Emosi, dan (11) Kreatifitas.

Psikologi Kognitif ini sangat perlu untuk di pelajari karena kognisi merupakan satu bagian utama psikologi manusia, kognitif juga merupakan pengaruh psikologi meluas pada bidang psikologi lain (pendidikan, sosial, dan kesehatan), dan juga untuk meningkatkan kinerja manusia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline