Pada sautu desa hidup seorang pemuda bernama Jaka yang hidup sederhana di sebuah rumah yang bisa dibilang tidak layak pakai. Pendidikan Jaka terhenti di kelas 2 sma karena kekurangan dana, dan pada saat umurnya 20thn orang tuanya meninggal dunia karena sebuah kecelakaan. Jaka adalah seorang mekanis, ia sangat menyukai alat-alat yang dapat memudahkan pekerjaan para petani. Oleh karena itu ia menjadi seorang tukang reparasi peralatan tani karena kesukaannya terhadap peralatan bertani itu.
Sehari-harinya ia selalu memperbaiki peralatan-peralatan petani yang rusak seperti pacul, alat pembajak sawah, traktor, dan alat-alat lainnya. Namun di desa memiliki satu kekurangan, yaitu kekurangan air untuk sawah karena jauhnya sungai dari pedeseaan membuat para petani kesulitan menghasilkan padi yang banyak. Sehingga Jaka pun mulai memikirkan bagaimana caranya agar air sungai dapat mengalir ke sawah di desa tersebut. Oleh karena itu, Jaka membuat satu tujuan yaitu membuat alat agar dapat melancarkan aliran air dari sungai ke desa dan dapat memudahkan penduduk desa untuk bertani lagi dengan mudah. Jaka pun mulai merancang alat impiannya itu, ia mencari dan membeli bahan-bahan yang diperlukan, membuat desain alat tersebut, lalu ia pun mulai merancangnya. Dimulai dari tahapan awal ia membuat konsepnya hingga akhirnya ia pun menyelesaikan alat impiannya tersebut. Namun, entah kenapa alat tersebut tidak berfungsi dengan baik, Jaka pun kebingungan kenapa alat ini tidak berfungsi dengan baik padahal ia telah merancangnya dengan baik tapi kenapa ngga mau berfungsi. Jaka pun mulai mengeceknya kembali, ia mencari apa sebenarnya yang salah dengan alatnya ini. Selama berhari-hari ia mencari kesalahan alatnya tersebut, ia mulai mengecek kembali tahapan pembuatannya, alat-alat yang digunakannya namun sayang ia tidak menemukan kesalahan dari alatnya tersebut hingga akhirnya ia pun stres.
Jaka meninggalkan pekerjaan sehari-harinya sebagai mekanis, sebagai seorang tukang reparasi alat-alat tani, rumahnya pun terlantar, ia meninggalkan alat-alat tani yang seharusnya ia perbaiki karena terlalu fokus terhadap alat impiannya dan ia pun mulai kelelahan. Di kemudian hari, datang lah seorang wanita ke rumahnya dengan maksud ingin meminta jaka untuk memperbaiki alat miliknya. Jaka menemui wanita itu lalu ia pun berkata " maaf, aku sudah tidak menerima reparasi alat tani lagi sudah terlalu banyak alat rusak milik warga yang aku tinggalkan karena aku terlalu sibuk mencari kesalahan alat impianku". Sang wanita pun menjawab "sampai kapan pun kau tidak akan menemukan kesalahan dari alat impian mu itu". Jaka pun bertanya "mengapa demikian?". Sang wanita menjawab "karena kau terlalu memikirkan kau terlalu fokus terhadap alat itu hingga menelantarkan kewajibanmu yang sesungguhnya sebagai seorang tukang reparasi". Lalu Jaka pun bertanya "Lalu apa yang harus kulakukan?". Sang wanita menjawab "Lupakanlah dulu sejenak alat impian mu itu, coba lah untuk kembali fokus pada kegiatanmu yang seperti biasanya sebagai tukang reparasi, jangan lah kau coba-coba untuk mencari kesalahan dari alat impianmu lagi, kau harus benar-benar meninggalkannya dan tidak memikirkannya, pikiranmu harus jauh dari alat impianmu". Jaka pun mendengar nasihat dari sang wanita.
Keesokan harinya Jaka kembali ke aktifitas biasanya sebagai tukang reparasi. Ia benar-benar meninggalkan alat impiannya yang rusak itu. Jaka fokus pada kegiatan sehari-harinya yaitu memperbaiki peralatan tani yang dulunya ia terlantarkan. Beberapa hari kemudian, ketika ia sedang memperbaiki alat tani milik wanita itu ia pun mendapatkan sebuah ilham. "aha!! aku tau kenapa alat ku itu tidak berfungsi" kata Jaka. Ia pun kembali mengecek kembali alat impiannya, lalu memperbaikinya. Setalah ia menerapkan ide yang didapatkan untuk memperbaiki alatnya itu, ia pun mulai mencoba kembali alat impiannya. Ketika ia mencobanya, alat itu pun berfungsi dengan baik, air dari sungai dapat mengalir dengan lancar ke desanya. Ia pun sangat senang sekali karena alatnya berfungsi dengan baik, penduduk desa pun ikut senang karena dengan berfungsinya alat itu mereka dapat bertani dengan mudah. Lalu Jaka pun mencara sang wanita yang menasehatinya. Ketika berhasil menemukan wanitu itu ia pun berterima kasih pada wanita itu atas nasehatnya. Wanita itu pun turut senang mendengar kabar gembira itu. lalu beberapa hari kemudian, Jaka dikenal sebagai tukang reparasi terhebat. Ia dipercayai oleh banyak, ia diminta oleh banyak desa untuk memperbaiki alat-alat tani. Usahanya mulai menghasilkan banyak keuntungan, ia menjadi juragan tukang reparasi, mempunyai banyak cabang dan mempunyai banyak pekerja. Setelah ia menjadi orang kaya, ia kembali menemui wanita yang memberikan nasihat padanya. Ia datang menemui wanita tersebut dengan tujuan untuk melamarnya. Hingga akhirnya, ia pun menikah dengan wanita itu, mempunyai satu anak laki-laki dan satu anak perempuan dan mereka pun hidup dengan bahagia selamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H