Lihat ke Halaman Asli

Mempertahankan Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal di Tengah Gempuran Modernisasi

Diperbarui: 22 Agustus 2024   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki keragaman budaya. Indonesia memiliki beberapa kebudayaan yang sangat mengedepankan adab dan etika dalam penerapannya. Oleh karena itu kebudayaan-kebudayaan tersebut harus dipertahankan. Apalagi di tengah gempuran modernisasi ini, banyak sekali budaya dari luar yang memberikan dampak negatif terhadap masyarakat Indonesia. Bahkan beberapa kebudayaan Indonesia mulai memudar dan terhalang eksistensinya oleh kebudayaan luar yang merusak.

Ada beberapa faktor penyebab kebudayaan lokal tergerus oleh kebudayaan lokal yang negatif. Yang pertama, kebudayaan luar tersebut jauh lebih menarik. Salah satu contohnya adalah budaya pacaran atau hubungan di luar nikah yang di mana dalam agama hal tersebut dilarang. Sayangnya banyak orang-orang di sini mau muda ataupun tua melakukan hal ini. Budaya pacaran dipermanis di berbagai media. Di televisi banyak film atau sinetron yang memberi kesan manis terhadap budaya pacaran ini. 

Sedangkan mirisnya beberapa juga film atau sinetron justru menceritakan pahitnya pernikahan yang di mana dapat membuat orang-orang takut akan pernikahan dan lebih memilih pacaran yang tidak jelas arahnya. Yang kedua, kebudayaan lokal dianggap kuno. Beberapa budaya lokal mungkin dianggap kuno atau tidak relevan terhadap zaman oleh sebagian orang. Tentu hal ini salah mengingat beberapa kebudayaan lokal justru sangat relevan dan bahkan penting hadirnya di hari ini

Ada beberapa cara untuk menghentikan permasalahan ini. Yang pertama, romantisasi kebudayaan lokal. Kebudayaan lokal dapat memberikan dampak positif terhadap banyak orang. Oleh karena itu romantisasi hal-hal atau kebudayaan positif perlu dilakukan. Jangan justru kebudayaan negatif yang diromantisasikan, kebudayaan positif lah yang harus diromantisasikan. Yakinkan bahwa banyak kebudayaan lokal yang tidak kalah keren atau manis dengan kebudayaan-kebudayaan negatif dari luar. 

Yang kedua, pengenalan kebudayaan lokal. Banyak yang di luar sana belum mengetahui kebudayaan daerah mereka sendiri. Perkenalkan kebudayaan-kebudayaan lokal terhadap masyarakat dan yakinkan mereka bahwa kebudayaan-kebudayaan lokal tersebut penting untuk dipertahankan. Hal ini bisa dilakukan di lingkungan sekolah. Bahkan bisa dimasukkan ke dalam materi pembelajaran di sekolah. Tentunya pemerintah harus sadar akan pentingnya pendidikan berbasis kearifan lokal.

Dengan diketahuinya penyebab-penyebab kebudayaan lokal tergerus oleh kebudayaan merusak dari luar dan cara mengatasinya. Dapat diharapkan kebudayaan-kebudayaan merusak dari luar dapat dihentikan pengaruhnya di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline