Budi Utomo: Gerbang Awal Kebangkitan Nasional
Budi Utomo adalah sebuah organisasi modern pertama kali di Indonesia. Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh dr Sutomo. Menurut beberapa sarjana, perkataan Budi Utomo berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu bodhi atau budhi berarti keterbukaan jiwa, pikiran, kesadaran, akal, atau pengadilan, yang juga berarti "daya manusia untuk membentuk dan menjunjung konsepsi dan ide-ide umum". Adapun perkataan utomo berasal dari uttama, yang dalam bahasa Sansekerta berarti "tingkat pertama" atau "sangat baik".
Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan pembangkit semangat Budi Utomo, beliau adalah lulusan sekolah dokter Jawa di Weltvreden (pasca tahun 1900 dinamai STOVIA), ia merupakan salah satu tokoh intelektual yang berusaha memperjuangkan nasib bangsanya.
Pada tahun 1901, Ia menjadi redaktur majalah Retnodhoemillah (Ratna yang berkilauan) yang diterbitkan dalam bahasa Jawa dan Melayu, yang dikhususkan pada kalangan priyai. Hal yang demikian mencerminkan besarnya perhatian seorang priyayi atas masalah-masalah dan status golongan priyai itu sendiri. Ia juga berusaha memperbaiki masyarakat jawa melalui pendidikan Barat.
Pendirian Budi Utomo nyatanya tidak didukung semua golongan priyai. Kaum birokrasi dan ningratan menyebutkan bahwa gerakan ini mengancam kedudukannya. Kaum aristokrasi lebih menginginkan situasi status quo, yaitu keadaan yang dapat menjamin keinginan mereka. gerakan kaum terpelajar tersebut akan memberikan perubahan dalam struktur sosial sehingga kaum intelektual akan mengurangi ruang lingkup kekuasaan elit birokrasi.
Budi Utomo juga di kenal salah satu organisasi yang terpanjang usianya sampai dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Memang Budi Utomo, memiliki arti yang penting meskipun apabila diakumulasikan keluruhan anggota resminya hanya 10.000 orang, masih kalah secara kuantitas dari SI yang berjumlah 360.000.
Pergerakan Budi Utomo menimbulkan efek perubahan-perubahan politik sehingga terjadi integrasi nasional, dan ini menjadi sebab kelahirannya organisasi Budi Utomo disebut hari kebangkitan nasional. Fase ini menunjukkan pada etno-nasionalisme dan proses penyandaran diri terhadap identitas bangsa Jawa (Indonesia).
Pancaran eksistensi Budi Utomo dibuktikan dengan diadakannya kongres pertama di Yogyakarta pada tanggal 3-5 Oktober 1908, dalam kongres tersebut menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1. tidak mengadakan kegiatan politik;
2. Bidang utama adalah pendidikan dan kebudayaan;