Uighur merupakan salah satu kaum minoritas di China, mereka merupakan kaum muslim yang berasal dari Turki. Mereka menetap di wilayah Xinjiang, China Barat dengan populasi 45 persen dari keseluruhan penduduk di Xinjiang sendiri.
Pemerintah china dengan tegas menyatakan bahwa semua agama mendapatkan perlakukan yang sama dan bebas, namun mereka selalu melakukan perilaku diskriminasi terikat kepada Muslim Uighur.
Mereka dicap sebagai teroris. padahal tidak ada bukti yang jelas yang menyatakan bahwa muslim Uighur termasuk kelompok ekstrim dan separatis Taliban. Sampai saat ini kaum muslim Uighur masih mengalami diskriminasi yang sangat nyata di China.
Berikut Bentuk Penindasan yang dilakukan Pemerintah China
1. Hancurnya Masjid berskala besar
Islam adalah bagian dari integral sebuah kehidupan dan menjadi identitas warga Uighur Xinjiang, dan salah satu keluhan utama mereka terhadap pemerintah China adalah tingkat pembatasan yang diberlakukan oleh Beijing terhadap kegiatan keagamaan mereka. Jumlah masjid di Xinjiang terus berkurang .
Menurut penyelidikan oleh Proyek HAM sejak tahun 2016. Masjid Uighur antara 10.000-15.000 dan situs-situs lain yang jumlahnya mencapai 40% dihancurkan di masing-masing kota, kabupaten di seluruh Xinjiang.
Pada tahun 2017 lebih dari 800 masjid dihancurkan. Tahun 2018 sebanyak 500 masjid dihancurkan dalam satu malam tanpa peringatan. Sebuah laporan pada lembaga konsultan di Australia pada jumat (25/09/2020) menyebutkan otoritas China telah menghancurkan ribuan masjid di Xinjiang.
Sekitar 16.000 masjid telah hancur , menurut laporan Strategic Policy Institute (ASPI) berdasarkan citra satelit dalam 3 tahun terakhir diperkirakan sudah 8.500 masjid hancur total dan sebagian besar terjadi di luar pusat kota Urumqi dan Kashgar.
2. Ditahan di Kamp- Reedukasi.
China menahan dan memenjarakan 630 Imam Muslim dan pemimpin agama lain sejak tahun 2014. Penelitian yang dikumpulkan oleh kelompok Uighur Human Right Project, UHRP dan dibagikan ke BBC menemukan bukti jika ternyata 18 ulama meninggal tidak lama setelah ditahan. Tidak hanya ulama Uighur saja, pelanggaran HAM berat juga sedang terjadi di Xinjiang sebagaimana jutaan orang dari etnis Uighur ditahan secara sewenang-wenang.