Aku jarum detik di jam tanganmu, melingkari waktu yang kau simpan dan tak pernah kau berikan
Aku tetes gerimis, jatuh di atas pelipis yang penuh berlapis peluh, sekujurku kau tepis.
Aku gitar tua, senar berkarat yang jarimu sangsikan ibarat tubuh renta di makan usia
Aku piala perunggu, simbol kedigdayaan semu yang kau cumbu sekali sewaktu memenangiku.
Aku selembar koran, kumpulan kata yang kosong makna sebab kau enggan baca
Aku getah berlian, sinar buram yang anggapmu silau lebam.
Aku jarum jahit, lubang kecil yang sulit dan berbelit
Aku kaus kaki, rela jadi kafan tapakmu meski nantinya kau enggan terima busuk bau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H