Lihat ke Halaman Asli

Delapan Aku yang Tak Mendapat Tempat di Dadamu 2

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku jarum detik di jam tanganmu, melingkari waktu yang kau simpan dan tak pernah kau berikan

Aku tetes gerimis, jatuh di atas pelipis yang penuh berlapis peluh, sekujurku kau tepis.



Aku gitar tua, senar berkarat yang jarimu sangsikan ibarat tubuh renta di makan usia

Aku piala perunggu, simbol kedigdayaan semu yang kau cumbu sekali sewaktu memenangiku.

Aku selembar koran, kumpulan kata yang kosong makna sebab kau enggan baca

Aku getah berlian, sinar buram yang anggapmu silau lebam.

Aku jarum jahit, lubang kecil yang sulit dan berbelit

Aku kaus kaki, rela jadi kafan tapakmu meski nantinya kau enggan terima busuk bau.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline