Lihat ke Halaman Asli

Digital Sovereignty: Pengembangan Regulasi Artificial Intelligence di China

Diperbarui: 30 November 2023   11:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: The Register

Digital sovereignty atau kedaulatan digital adalah konsep di mana suatu negara memiliki kontrol penuh terhadap data dan informasi yang dihasilkan di dalam batas wilayahnya. Dalam konteks kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), digital sovereignty mencakup upaya untuk menjaga kendali atas pengembangan, penerapan, dan pemanfaatan teknologi AI di tingkat nasional maupun internasional. Hal ini melibatkan pengendalian terhadap data, algoritma, infrastruktur, dan kebijakan terkait AI. Dengan menjaga kendali atas data dan teknologi AI, negara-negara berupaya memastikan keamanan nasional, privasi warganya, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui pemanfaatan teknologi secara bertanggung jawab. Konsep digital sovereignty semakin menjadi fokus penting dalam konteks globalisasi teknologi, di mana negara-negara berusaha untuk menjaga kedaulatan mereka di tengah perkembangan pesat AI.


Pada bulan Juli 2017, Dewan Negara Republik Rakyat Tiongkok merilis strategi negara untuk mengembangkan kecerdasan buatan (AI) yang berjudul New Generation Artificial Intelligence Development Plan (). Strategi ini menguraikan tujuan China untuk menjadi pemimpin dunia dalam bidang AI pada tahun 2030, untuk memngubah AI menjadi industri bernilai triliunan yuan, dan muncul sebagai kekuatan pendorong dalam mendefinisikan norma-norma dan standar etika untuk AI. New Generation Artificial Intelligence Development Plan (AIDP) bertindak sebagai kebijakan terpadu yang menguraikan tujuan kebijakan AI China. Tujuan menyeluruh dari kebijakan tersebut adalah untuk menjadikan China sebagai pusat inovasi AI dunia pada tahun 2030 dan menjadikan AI sebagai kekuatan pendorong utama bagi peningkatan industri dan transformasi ekonomi China. AIDP juga menunjukkan pentingnya penggunaan AI di berbagai sektor yang lebih luas, termasuk pertahanan dan kesejahteraan sosial serta berfokus pada kebutuhan untuk mengembangkan standar dan norma etika untuk penggunaan AI. Secara keseluruhan, rencana ini memberikan strategi AI yang komprehensif dan menantang kekuatan-kekuatan terkemuka lainnya di banyak bidang utama.
Salah satu aspek utama dari rencana ini adalah penekanan pada pengembangan teknologi inti AI. Pembelajaran mesin, pemrosesan bahasa alami, dan visi komputer menjadi fokus utama. China bertekad untuk menjadi pusat inovasi dalam aspek-aspek kritis ini, dengan tujuan untuk menciptakan teknologi yang mampu bersaing secara global.

Pusat riset dan laboratorium AI telah didirikan di seluruh negeri untuk mendukung tujuan ini. Investasi yang signifikan dialokasikan untuk menarik para ilmuwan terbaik dan memberikan dukungan finansial yang diperlukan untuk proyek-proyek penelitian yang inovatif. AIDP menggambarkan tiga langkah utama yang masing-masing berisi serangkaian tujuan, antara lain :
1.Pada tahun 2020, China bertujuan untuk mempertahankan daya saing dengan negara-negara besar lainnya dan mengoptimalkan lingkungan pengembangan AI. Dalam hal moneter, China bermaksud untuk menciptakan industri AI senilai lebih dari 150 miliar yuan (sekitar 21 miliar dolar). Terakhir, China berupaya untuk menetapkan norma-norma etika, kebijakan, dan peraturan awal untuk area-area penting dalam AI.


2.Pada tahun 2025, China bertujuan untuk mencapai terobosan besar dalam teori AI dasar dan menjadi yang terdepan di dunia dalam beberapa teknologi dan aplikasi mencapai tingkat terdepan di dunia. China juga menargetkan peningkatan nilai industri AI intinya menjadi lebih dari 400 miliar yuan (sekitar 58 miliar dolar) dan berencana untuk mengembangkan, serta mengkodifikasikan standar etika untuk AI dalam bentuk undang-undang.


3.Pada tahun 2030, China berupaya untuk menjadi pusat inovasi dunia untuk AI. Pertumbuhan industri inti AI diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dan bernilai 1 triliun yuan (sekitar 147 miliar dolar) serta peningkatan lebih lanjut dalam hukum dan standar juga diharapkan, untuk menghadapi tantangan yang baru muncul.


Kebijakan tersebut akan dipandu oleh AI Strategy Advisory Committee yang baru dibentuk pada November 2017 dan akan dikoordinasikan oleh Kementerian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau Ministry of Science and Technology (MIST) bersama dengan AI Plan Promotion Office dan badan-badan terkait lainnya.


Kemajuan riset dan inovasi teknologi di China telah memberikan kontribusi signifikan pada panggung global. Peningkatan investasi finansial dalam penelitian dan pengembangan menciptakan terobosan teknologi yang memperkuat reputasi China sebagai pemimpin global dalam pengembangan teknologi AI. Hasilnya, China telah meningkatkan daya saingnya secara global, bersaing dengan negara-negara maju lainnya dalam arena inovasi dan pengembangan teknologi tinggi.


Sementara itu, New Generation Artificial Intelligence Development Plan juga menciptakan kerangka kerja untuk kolaborasi internasional dan pengembangan standar global. China berusaha untuk memimpin dalam pembentukan aturan main global untuk teknologi AI, yang akan memandu etika dan praktik penggunaan AI di seluruh dunia. Inisiatif ini merupakan langkah positif untuk memastikan bahwa perkembangan teknologi ini bersifat inklusif dan memperhitungkan berbagai perspektif dan kebutuhan.


Namun, di balik semua kemajuan positif ini, rencana ini juga membawa sejumlah tantangan etika yang perlu diatasi. Penggunaan teknologi AI dalam pemantauan dan pengumpulan data pribadi menimbulkan kekhawatiran serius terkait privasi. Oleh karena itu, diperlukan regulasi dan kerangka kerja etika yang kuat untuk memitigasi risiko ini dan memastikan bahwa penggunaan teknologi AI dilakukan dengan pertimbangan yang matang.


Tantangan etika yang dihasilkan oleh perkembangan ini memerlukan perhatian serius dan kerjasama lintas sektor untuk memastikan bahwa keberlanjutan penggunaan teknologi AI berlangsung dengan pertimbangan yang matang, memberikan manfaat maksimal, dan meminimalkan risiko dan dampak negatif. Dengan perhatian yang cermat terhadap regulasi, etika, dan kolaborasi global, China dapat terus memimpin dalam mendorong inovasi teknologi kecerdasan buatan, membentuk masa depan di mana teknologi ini memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat global.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline