Lihat ke Halaman Asli

Perubahan Iklim dan Dampak terhadap Lingkungan

Diperbarui: 2 Oktober 2024   15:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Perubahan iklim sudah kita rasakan setiap harinya, saat pagi cuaca terasa sangat panas maka di siang atau sore hari akan turun hujan begitu deras. Seperti itulah perubahan iklim yang sudah sering terjadi dan semakin kita bisa rasakan sebagai perubahan, tetapi perubahan iklim ini dipandang sebagai keadaan darurat.

Perubahan iklim bukan hanya masalah di Indonesia saja, melainkan juga masalah di seluruh dunia. Sudah berulang kali masalah ini dibahas di tingkat internasional untuk dicari jalan keluar mengatasi masalah tersebut. Namun, berulang kali juga negara yang mengikuti pembahasan masalah tersebut belum satu sepakat untuk mengambil keputusan cara mengatasi yang strategis sehingga penanganannya masih stagnan.

Namun, dengan asumsi semua janji negara-negara tersebut terpenuhi, merupakan asumsi yang sangat tidak bijak mengingat berbagai komitmen terkait perubahan iklim belum terpenuhi, maka kenaikan suhu global masih akan mencapai 3,5 derajat, jadi 1,5 derajat lebih tinggi dari yang diharapkan.

Perubahan iklim terjadi akibat gas rumah kaca yang menumpuk di atmosfer bumi dan melebihi kapasitas yang dapat diserap kembali oleh hutan dan laut. Pada awalnya perubahan iklim ini terjadi akibat adanya revolusi industri yang mendorong produksi bahan bakar fosil. Oleh karena itu, perubahan iklim ini dihubungkan kepada perilaku manusia. Manusia juga harus bertanggung jawab atas terjadinya perubahan iklim ini.

Produksi bahan bakar fosil meningkat maka produksi emisi karbon dunia juga terus meningkat. Akibatnya, pemanasan global terus meningkat dan belum mampu ditekan, bahkan cenderung naik.

Terdapat beberapa dampak terhadap lingkungan yang akan menjadi risiko dari perubahan iklim yang dapat kita langsung rasakan. Seperti kelangkaan air besih, akibat dari kekeringan ataupun curah hujan yang sangat tinggi dan menyebabkan banjir. Salah satu aspek terpenting dari ketahanan perubahan iklim adalah ketersediaan air untuk berbagai kebutuhan manusia dan spesies lainnya. Setiap daerah harus mengetahui arah kebutuhan airnya kemudian merencanakan dan menerapkan strategi untuk menjamin ketersedian dan ketersedian air.

Setelah itu akan menimbulkan kerusakan ekosistem lahan, perubahan iklim ini akan mempercepat peristiwa perubahan angin dan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik yang berdampak pada iklim global berupa penurunan curah hujan atau disebut fenomena el nino yang akan berdampak pada kekeringan yang ekstrem sehingga menyebabkan peluang kebakaran hutan meningkat.

Karena hanya pohon dewasa yang dapat mengikat air dalam jumlah banyak. Jika saat ini ada lebih banyak air yang mengalir daripada air yang masuk, penanaman dan perawatan pohon akan memastikan bahwa rasionya terbalik, memungkinkan lebih banyak air segar disimpan dan digunakan di masa depan.

Kemudian adalah menyebabkan kerusakan ekosistem di lautan, Peningkatan gas rumah kaca di atmosfer tentunya akan meningkatkan kapasitas karbon dioksida lautan, yang juga akan meningkatkan keasaman laut. Hal ini mempercepat proses pemutihan karang dan merusak ekosistem terumbu karang, selain itu peningkatan suhu global menyebabkan naiknya permukaan air laut yang merusak ekosistem pesisir.

Selain itu, kualitas kesehatan masyarakat menurun baik secara langsung akibat banjir atau kekeringan, maupun akibat vektor penyakit seperti demam berdarah dan/atau malaria. Terakhir, intensitas bencana yang semakin meningkat tentu akan menurunkan produktivitas pangan dan berujung pada kelangkaan pangan.

Namun masyarakat belum tersadar sepenuhnya untuk mengantisipasi dampak pemanasan global ini. Di perkotaan, cuaca panas diatasi dengan menambah jumlah penyejuk ruangan  sebagai solusi yang instan dan juga bersifat sementara. Perubahan iklim ini juga telah menaikkan permukaan laut, menimbulkan badai dan peristiwa cuaca buruk lainnya yang semakin mematikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline