Lihat ke Halaman Asli

K12- Teodisi dan Kejahatan

Diperbarui: 19 November 2022   15:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

nama : rayhan herlangga santoso

nim : 42321o10034

dosen : apollo, prof.Dr,M.Si.Ak

universitas : mercubuana 

TEODISI DAN KEJAHATAN

Pada kenyataannya, tidak mungkin lagi terhindar dari segala hal negatif atau berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat. Demikian pula, ada kejahatan atau keterlambatan tunggakan, yang sering disebut kejahatan. Kejahatan berasal dari kata "crime" yang berarti kejahatan. Bahkan kejahatan ini dapat dilakukan oleh siapa saja secara sadar maupun tidak sadar.  Menurut Abdulsjan, kejahatan adalah tingkah laku yang dapat menimbulkan masalah dan gangguan dalam kehidupan bermasyarakat. Sementara itu, menurut Soesilo, kejahatan memiliki dua pengertian, yaitu pertama dari segi hukum kejahatan itu melanggar hukum pidana yang berlaku. 

ALBERT CAMUS

Keberadaan kejahatan merupakan masalah tersendiri untuk mempercayai keberadaan Tuhan. Teodisi hadir untuk memberikan jawaban atas permasalahan kejahatan. Ide-ide Albert Camus disajikan secara persuasif sampai pada titik absurditas dalam kaitannya dengan masalah kejahatan. Teodisi adalah  upaya untuk menjawab masalah mengapa Tuhan membiarkan kejahatan ada di dunia, yang harus dilestarikan dalam metafisika dalam kaitannya dengan  keberadaan yang ada. Teodisi adalah upaya untuk membela Tuhan, bukan menanggapi masalah kejahatan.

"Hidup terkadang memaksa kita melihat hal-hal yang tidak ingin kita lihat dan merasakan hal-hal yang tidak ingin kita rasakan". Albert Camus adalah penulis prancis, menggunakan  secara berbeda dari pendahulunya pada abad ke-19 .  Sementara penulis  dari abad sebelumnya dikenal sebagai penulis tradisional  seperti Honor de Balzac,  Gustave Flaubert dan Emile Zola,  disajikan berbeda pemahaman . Penolakannya terhadap sejarah  melahirkan pemahaman baru tentang  dalam sastra, yang darinya Camus menjadi dasar  saat menciptakan karya-karyanya. 

Camus berpendapat bahwa Tuhan, yang berkuasa atas segalanya, harus bertanggung jawab atas keberadaan kejahatan. Di sisi lain, orang-orang di dunia ini menderita akibat kejahatan, terikat oleh irasionalitas. Camus menganggap kejahatan semacam itu sebagai kejahatan alami. Menghadapi hal ini, orang memberontak dengan kesetiaan dan cinta hidup. Orang melakukan kejahatan moral karena mereka tidak percaya pada apapun.

EUDAIMONIA

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline