Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Rayhan Fasha Maulana

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI

KKN Tematik UPI 2021: Meningkatkan Minat Literasi Baca-Tulis Anak SD Kelas 1 Agar Terbiasa dengan Proses Literasi dari Usia Dini

Diperbarui: 22 Januari 2022   19:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Literasi baca-tulis memiliki makna praktik dan hubungan sosial yang berkaitan dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya. Deklarasi UNESCO tersebut juga menyatakan bahwa literasi baca-tulis memiliki kaitan dengan kemampuan untuk secara efektif dan sistematis mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi untuk menangani berbagai macam masalah. Keterampilan ini harus dimiliki oleh setiap individu sebagai syarat untuk berpartisipasi dalam masyarakat informasi dan hal tersebut merupakan bagian dari hak asasi manusia yang terkait dengan pembelajaran sepanjang hayat.

Pada tahun 2015 dan 2016, Forum Ekonomi Dunia mendefinisikan literasi baca-tulis sebagai pengetahuan baca-tulis, kemampuan memahami baca-tulis, dan kemampuan menggunakan bahasa tulis. Demikian pula, Peta Jalan GLN mendefinisikan literasi baca- tulis sebagai pengetahuan dan kemampuan membaca dan menulis, mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis, serta kemampuan menganalisis, menanggapi, dan menggunakan bahasa.

Oleh karena itu, pengertian dari literasi baca-tulis adalah pengetahuan dan kecakapan untuk membaca, menulis, mencari, menelusuri, mengolah dan memahami informasi untuk menganalisis, menanggapi, dan menggunakan teks tertulis untuk mencapai tujuan, mengembangkan pemahaman dan potensi, dan untuk berpartisipasi dalam lingkungan sosial.

Di tengah-tengah banjir bandang informasi yang datang melalui berbagai macam media, baik itu media cetak, audiovisual ataupun media sosial, kemampuan literasi baca-tulis memiliki peran yang sangat penting. Dengan kemampuan literasi baca-tulis yang memadai dan konsisten, kita sebagai individu, masyarakat dan bangsa tidak akan mudah terpengaruh oleh berbagai macam informasi yang datang secara bertubi-tubi kepada kita. Oleh karena itu, dengan kemampuan literasi baca-tulis yang baik, kita akan bisa meraih kemajuan dan keberhasilan.

Tak heran, UNESCO menyatakan bahwa kemampuan literasi baca-tulis merupakan focus penting kemajuan. Vision Paper UNESCO (2004) memiliki pendapat bahwa kemampuan literasi baca-tulis telah menjadi syarat partisipasi untuk berbagai macam kegiatan sosial, kultural, politis, dan ekonomis modern. Selain itu, Global Monitoring Report Education for All (EFA) 2007: Literacy for All telah menyimpulkan bahwa kemampuan literasi baca-tulis memiliki peran yang sangat mendasar bagi kehidupan modern karena, seperti diungkapkan oleh Direktur Umum UNESCO, Koichiro Matsuura bahwa kemampuan literasi baca-tulis adalah langkah pertama yang sangat penting untuk membangun kehidupan yang lebih baik (2006).

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) merupakan lembaga pendidikan tinggi yang fokus dalam bidang pendidikan merasa terpanggil untuk mengambil peran memberikan kontribusi dalam program peningkatan indeks literasi nasional melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik literasi yang dilakukan oleh mahasiswa.

Sebagai bukti nyata UPI turut berpartisipasi dalam program peningkatan indeks literasi nasional, KKN tematik gelombang 2 berfokus kepada program literasi yang akan dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Implementasi programnya akan dilaksanakan dalam bentuk pendampingan oleh mahasiswa peserta KKN bagi individu-individu yang ada dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat dalam kegiatan pembelajaran sepanjang hayat sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas hidup.

KKN gelombang 2 ini memiliki tema "Kuliah Kerja Nyata Tematik Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)". KKN kali ini berfokus untuk melaksanakan atau membantu gerakan literasi di sekolah dan masyarakat.

Pada KKN gelombang 2 yang bertemakan "Kuliah Kerja Nyata Tematik Literasi dan Rekognisi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)" ini saya ikut berkontribusi untuk membantu meningkatkan literasi baca-tulis untuk anak kelas 1 di SDN 2 Cipatik yang berlokasi di Desa Cipatik, Kecamatan Cihampela yang dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2021 dan berakhir pada tanggal 26 September 2021.

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan membaca buku cerita bergambar untuk peserta didik kelas 1. Mengapa demikian? Karena, dengan membacakan buku cerita kepada anak, kita dapat :

  1. Membantu anak untuk belajar membaca, berfikir, dan berimajinasi
  2. Membantu perkembangan sosial, emosional, dan intelektual anak
  3. Meningkatkan kepercayaan diri anak terhadap materi pelajaran berbasis tulisan
  4. Meningkatkan kegemaran membaca karena mendapatkan kesenangan dari mendengarkan cerita

Selain itu, peserta didik kelas 1 juga diminta untuk menceritakan kembali isi dari cerita yang telah dibaca. Kita juga bisa berdiskusi dengan peserta didik mengenai isi cerita tersebut, hal ini dilakukan untuk membiasakan anak dengan proses literasi dari usia dini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline