Yogyakarta, 29 Mei 2024 -- Tim KKN UGM melaksanakan program inovatif yang menggabungkan edukasi mengenai Sumbu Filosofi Yogyakarta dengan pembinaan anti-bullying untuk generasi muda. Program ini dipimpin oleh Rayhandika dan dibimbing oleh dosen lapangan, Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai filosofis serta budaya yang terkandung dalam Sumbu Filosofi Yogyakarta kepada masyarakat, terutama generasi muda, guna menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan bebas dari bullying.
Pembinaan di SD Panembahan
Salah satu kegiatan utama program ini adalah pembinaan anti-bullying yang diadakan di SD Panembahan. Dalam kegiatan tersebut, tim KKN UGM bekerjasama dengan pemateri dari alumni Psikologi UGM mengadakan sesi edukasi yang menjelaskan sejarah dan makna Sumbu Filosofi, serta bagaimana nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam hubungan antar manusia. Sesi dilanjutkan dengan pembinaan antibullying yang dipandu oleh Zulfa Khofifah selaku psikolog melalui pemberian materi yang dilakukan secara interaktif dan seru.
Rayhandika menjelaskan bahwa Sumbu Filosofi Yogyakarta tidak hanya merupakan simbol fisik yang menghubungkan Kraton Yogyakarta, Tugu, dan Panggung Krapyak, tetapi juga mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat Yogyakarta yang menekankan harmoni, keseimbangan, dan saling menghargai. "Dengan memahami dan menginternalisasi nilai-nilai ini, anak-anak diharapkan dapat membangun hubungan sosial yang lebih positif dan menghindari perilaku bullying," ujar Rayhandika.
Pembentukan Kader Muda di Sanggar Budaya Kampung Mangunnegaraan
Selain kegiatan di sekolah, program ini juga menyasar anak-anak muda yang tergabung dalam Sanggar Budaya Gendhis Luwes di Kampung Mangunnegaraan. Di sini, tim KKN UGM berfokus pada pembinaan dan pembentukan kader muda yang paham akan Sumbu Filosofi beserta maknanya.
Kegiatan ini melibatkan sesi pelatihan dan games interaktif yang mengajarkan anak-anak muda tentang pentingnya Sumbu Filosofi dalam kehidupan sehari-hari, serta bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diterapkan untuk menciptakan hubungan yang harmonis dan bebas dari bullying. Rayhandika menekankan bahwa program ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan budaya, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai positif yang dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih baik.
Pelestarian Budaya dan Nilai-Nilai Anti-Bullying