Lihat ke Halaman Asli

Indahnya Persahabatan

Diperbarui: 25 November 2020   09:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nama saya Edo. Aku merupakan seseorang anak pengusaha yang kaya raya, hidupku elegan, apa saja yang ku ingin tentu bisa, tetapi kalo permasalahan sahabat ataupun teman diriku tidak bisa, sebab apa? Aku tidak memiliki sahabat ataupun teman di sisiku, karena diriku orangnya pendiam dan jutek.

Waktu itu aku sekolah di suatu SMA swasta. Waktu MOS saya bisa punya sahabat tetapi cuman sementara karena aku seorang yang pendiam, sulit buat berteman. Setelah 2 jam sehabis MOS aku juga menemukan kelas baru bersama anak- anak lainnya.

Waktu itu terdapat orang mendekati saya, namanya Dovi ia anak kurang sanggup tetapi ia banyak teman waktu MOS. Dovi mendekati saya sebab ia kasihan dengan diriku yang tidak memiliki sahabat.

Dovi saat itu mendekatiku dengan membagikan saya santapan. Aku juga saat itu pertama-tama sombong tetapi karena ia memaksa akhiratnya pun diriku menerima santapan dari nya, aku juga mulai bergaul dengan nya.

Keesokan nya aku diajak kerumah nya, Dovi adalah anak yatim bapak nya wafat karena terkena sakit kanker hati. Pada waktu itu ingin membawa kerumah sakit tetapi karena terkendala tidak memiliki duit buat ke rumah sakit maka bapaknya dirawat dirumah.

Selang seminggu setelah itu penyakit bapaknya kambuh lagi serta penyakitnya semakin parah. Dan pada akhirnyapun bapak Dovi terpanggil oleh yang maha kuasa. Dovi pun masih juga tidak yakin bapak nya pergi untuk selamanya.

Seminggu sehabis bapaknya wafat ia juga mengambil alih posisi bapak nya bagaikan kepala keluarga serta tulang punggung untuk keluarganya. ia memiliki seorang adik perempuan namanya Siti kelas 2 SD.

Situ juga menolong bundanya buat berjualan  gorengan itu juga kadangkala laris manis kadangkala tidak.

Sedangkan Dovi setelah pulang sekolah ia juga berangkat ke pasar untuk mencari nafkah keluarganya dirumah.

Tiap hari ia jadi kuli panggul, saya juga menangis memandang keadaan rumah nya yang atap-atap nya telah bolong, cat bilik rumah telah kumal.

Pekerjaan bundanya yang menjadi pencuci baju, tiap hari ia mendapatkan order baju dari orang sekitarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline