Rayhan Althaaf Soediro 2110411095
2110411095@mahasiswa.upnvj.ac.id
Sistem informasi yang memuat data kesehatan masyarakat krusial untuk dimiliki oleh rumah sakit dan instansi kesehatan di sebuah negara. Bermodalkan catatan riwayat medis setiap pasien yang berkunjung, rumah sakit bisa mengetahui kondisi masyarakat sekitar dan menganalisisnya berdasarkan data yang dimiliki. Analisis riwayat kesehatan pasien juga berguna untuk bukti disiplin hukum yang dijalankan oleh kedokteran dan sebagai penegakkan etika kedokteran. Dilansir dari bahan ajar rekam medis dan informasi kesehatan yang diterbitkan oleh kementerian kesehatan, rekam medis yang ada dalam rumah sakit terbagi menjadi dua jenis, yaitu data klinis dan data administrasi. Data klinis berisikan identitas pasien, tanggal dan waktu dilakukannya tindakan kepada pasien, diagnosis, rencana tata laksana, pengobatan yang diberikan, hasil pemeriksaan yang diberikan, dan informasi pendukung lainnya. Sedangkan data administrasi berisikan nama lengkap pasien, alamat lengkap pasien, tanggal, bulan, dan tahun kelahiran, jenis kelamin, status pernikahan, identitas dan alamat keluarga atau kerabat yang bisa dihubungi, status pernikahan pasien, dan identitas lainnya.
Informasi yang terkandung dalam riwayat medis bersifat sangat rahasia. Hanya pihak-pihak tertentu yang diberikan akses informasi terkait riwayat seorang pasien. Di antaranya adalah tenaga kesehatan, tenaga pengelola rumah sakit, institusi kesehatan, dan pimpinan layanan kesehatan. Kerahasiaan dari riwayat medis seseorang memiliki alasan kuat, salah satunya untuk menghindari penyalahgunaan informasi untuk aktivitas yang bisa merugikan pasien. Selain itu, rekam medis bermanfaat untuk tenaga medis menginformasikan secara real time yang bisa meningkatkan keselamatan pasien karena informasi yang tersimpan dalam rekam medis elektronik bisa memudahkan proses komunikasi antar profesi kesehatan, informasi tersebut lalu dikelola untuk data kesehatan sebuah populasi dalam jangka waktu yang panjang. Data tersebut berguna bagi profesi kesehatan untuk pemantauan tingkat prevalensi tingkat sebuah penyakit di masyarakat. Artikel ini ditulis untuk menelisik lebih dalam terkait implementasi dari electronics health records di Indonesia dan potensi yang bisa diberikan oleh teknologi informasi untuk perkembangan industri kesehatan di Indonesia
Kelebihan dan kekurangan Electronics Health Records
Rekam Medis Elektronik (EHR) memberikan banyak manfaat bagi pasien, terutama di bidang kecepatan akses di bidang informasi kesehatan. Pasien dapat dengan mudah mengakses catatan medis mereka secara daring dimanapun kapanpun, pemantauan status kesehatan secara real time, melihat hasil tes laboratorium, riwayat medis, dan jadwal janji temu dengan mudah dan cepat secara daring. Kemudahan akses ini memfasilitasi koordinasi perawatan yang lebih baik karena EHR memungkinkan berbagi informasi yang lancar di antara berbagai penyedia layanan kesehatan, memastikan bahwa dokter memiliki riwayat pasien yang lengkap. Akses menyeluruh ini sangat penting untuk diagnosis yang akurat dan rencana perawatan yang efektif, membantu mencegah duplikasi tes dan prosedur yang tidak perlu. Selain itu, penggunaan EHR secara signifikan mengurangi kesalahan medis dengan memastikan bahwa informasi disimpan secara akurat dan mudah diakses. Misalnya, dokter dapat dengan cepat memeriksa alergi atau interaksi obat sebelumnya, sehingga menghindari kesalahan resep yang berpotensi berbahaya. EHR juga meningkatkan keterlibatan pasien dengan memberikan akses langsung ke informasi kesehatan mereka, memotivasi mereka untuk berperan aktif dalam perawatan mereka, melacak kemajuan kesehatan mereka, mematuhi rencana perawatan, dan membuat keputusan kesehatan yang lebih baik.
Meskipun memiliki banyak keuntungan, EHR juga memiliki beberapa kekurangan bagi pasien. Masalah privasi dan keamanan adalah yang utama, karena catatan elektronik rentan terhadap pelanggaran data dan serangan siber, yang berpotensi mengkompromikan informasi kesehatan pribadi. Selain itu, pasien lanjut usia atau mereka yang tidak mahir dengan teknologi mungkin menghadapi tantangan dalam mengakses catatan kesehatan elektronik mereka, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk sepenuhnya memanfaatkan sistem EHR. Ada juga masalah keakuratan data, di mana risiko kesalahan atau data yang tidak lengkap yang dimasukkan oleh tenaga medis dapat berdampak negatif pada perawatan pasien jika informasi yang salah digunakan dalam keputusan klinis. Implementasi dan pemeliharaan sistem EHR sering kali mahal dan kompleks, dengan biaya ini mungkin ditransfer kepada pasien dalam bentuk biaya perawatan yang lebih tinggi. Selain itu, transisi dari sistem berbasis kertas ke sistem elektronik dapat mengganggu operasional dan mengurangi efisiensi sementara waktu, mempengaruhi keseluruhan proses pemberian layanan kesehatan.
Implementasi EHR di Indonesia
Beberapa rumah sakit besar di Indonesia telah mulai mengimplementasikan Electronic Health Records (EHR) sebagai bagian dari upaya modernisasi sistem kesehatan. Misalnya, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjadi salah satu pelopor dalam penggunaan EHR dengan sistem yang terintegrasi untuk berbagai layanan kesehatan. Implementasi EHR di RSCM memungkinkan penyimpanan data medis yang lebih sistematis dan akses yang lebih cepat bagi tenaga medis dalam memantau kondisi pasien, mengakses riwayat medis, dan memberikan perawatan yang lebih tepat. Selain itu, Rumah Sakit Siloam juga telah mengadopsi sistem EHR yang memungkinkan akses cepat terhadap riwayat medis pasien. Sistem ini tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memperbaiki koordinasi perawatan antar dokter dan tenaga medis lainnya, sehingga perawatan yang diberikan lebih komprehensif dan terkoordinasi dengan baik.
Di sisi lain, penggunaan EHR juga mulai diterapkan di puskesmas-puskesmas untuk meningkatkan kualitas pelayanan di tingkat primary care. Salah satu program yang dikembangkan adalah Sistem Informasi Kesehatan Puskesmas (SIK Puskesmas), yang bertujuan untuk mencatat data kesehatan pasien secara elektronik. Implementasi SIK Puskesmas memungkinkan puskesmas untuk mengelola data pasien dengan lebih baik, memantau tren kesehatan masyarakat secara real-time, dan mengintegrasikan data tersebut dengan sistem kesehatan yang lebih luas di tingkat regional maupun nasional. Dengan demikian, EHR di puskesmas tidak hanya meningkatkan efisiensi pencatatan dan penyimpanan data kesehatan tetapi juga mendukung pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat oleh tenaga kesehatan di lapangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H