Myctophum punctatum merupakan salah satu jenis Lanternfish yang dapat menghasilkan emisi cahaya atau bioluminescence pada beberapa bagian tubuhnya dengan adanya pembentukan reaksi senyawa tertentu oleh organ fotofor yang dimiliki oleh Lanternfish, sehingga ikan ini disebut dengan ikan lentera yang dapat memancarkan cahaya seperti lampu.
Karakteristik Umum
Lanternfish yang termasuk ke dalam Family Myctophidae merupakan spesies kecil yang dapat ditemukan di lapisan mesopelagic pada kedalaman 225 m hingga 750 m. Lanternfish memiliki tubuh kecil yang berkisar antara 2 cm hingga 30 cm dengan kantung renang yang menyebabkan struktur tubuh ikan ini terlihat kaku. Warna tubuh Lanternfish yang berada pada lapisan mesopelagic umumnya berwarna hitam kecoklatan, sedangkan Lanternfish yang berada di wilayah laut yang lebih dalam memiliki warna tubuh keperakan dengan bagian sisik yang berwarna kebiruan. Lanternfish sangat mendominasi wilayah laut dalam karena jumlah spesies ikan ini lebih banyak ditemukan dibanding dengan jenis ikan yang lainnya. Hal ini disebabkan karena Lanternfish dapat bereproduksi dalam jangka waktu yang cepat dan menghasilkan telur yang banyak dalam satu siklus reproduksi. Kandungan biomassa yang tinggi pada Lanternfish juga dapat digunakan sebagai penyedia nutrisi bagi lingkungan, sehingga Lanternfish memiliki peranan sebagai produsen bagi organisme lainnya pada wilayah perairan dalam.
Habitat dan Penyebaran
Lanternfish tersebar luas di wilayah perairan Samudera Atlantik pada lapisan laut dalam mesopelagic hingga ke permukan epipelagic. Lanternfish merupakan salah satu organisme dengan kelimpahan yang paling tinggi pada lapisan mesopelagic. Lanternfish dikategorikan sebagai hewan oceanodromous atau merupakan hewan yang melakukan migrasi di perairan laut. Persebarannya yang luas menjadikan Lanternfish sebagai penyedia biomassa dengan jumlah yang tinggi pada perairan tropik pelagis. Hal tersebut menyebabkan Lanternfish memiliki peranan penting sebagai penghubung antara produsen sekunder dengan tingkat trofik di atasnya.
Adaptasi
Lanternfish memiliki strategi hidup yang berbeda dengan organisme lainnya, mereka merupakan ikan karnivora yang bertahan hidup di perairan dangkal ketika pada siang hari yang bertujuan untuk menghindari predator. Kondisi perairan dangkal yang jarang ditemukan sumber makanan menyebabkan Lanternfish perlu bermigrasi ke permukaan ketika pada malam hari untuk mencari sumber makanan. Lanternfish memiliki beberapa adaptasi pada pola migrasinya. Pola migrasi tersebut dikategorikan menjadi 3 jenis, yaitu migran kuat, migran lemah, dan nonmigran. Lanternfish dengan kemampuan migrasi yang kuat dapat melakukan perjalanan laut secara vertikal untuk mencapai lapisan epipelagik pada saat malam hari, sedangkan Lanternfish dengan kemampuan migrasi yang lemah hanya dapat melakukan perjalanan laut secara vertikal dengan pergerakan yang terbatas di dalam air. Lanternfish yang tidak memiliki kemampuan beradaptasi hanya akan hidup di lapisan perairan yang sama pada waktu siang dan malam hari tanpa melakukan pergerakan vertikal.
Kondisi lingkungan pada lapisan mesopelagic yang gelap akibat kurangnya intesitas cahaya yang masuk dapat memengaruhi kemampuan visual pada Lanternfish. Kondisi tersebut menyebabkan Lanternfish perlu melakukan adaptasi untuk menghasilkan cahaya yang digunakan pada saat bermigrasi menuju permukaan. Cahaya yang dihasilkan oleh Lanternfish disebut dengan bioluminescence. Lanternfish memiliki dua organ fotofor dalam menghasilkan bioluminescence, yaitu fotofor ventral dan fotofor primer. Fotofor primer tersusun dalam pola khusus di bagian tubuhnya dengan berbagai ukuran dan bentuk yang berbeda pada pangkal ekor, kepala, dan badan.
Pola fotofor yang berbeda-beda tersebut digunakan sebagai ciri khas untuk mengenali setiap spesies tertentu. Bioluminescene yang terbentuk dapat digunakan oleh Lanternfish untuk mencari mangsa, menyamarkan diri terhadap predator, dan berkomunikasi antar spesies serta kelompok. Ketika Lanternfish bermigrasi menuju permukaan, bioluminescence yang dipancarkan oleh fotofor ventral dapat membantu untuk menyamarkan tubuhnya terhadap predator. Warna tubuhnya akan tersamarkan dengan intensitas downwelling yang dihasilkan dari pantulan cahaya bulan, sehingga akan membentuk bayangan siluet yang sulit untuk dilihat oleh predator yang berada di bawah.