Lihat ke Halaman Asli

Rayhan IqbalulHanif

Masih Berproses

Filsafat dan Ilmu Pengetahuan Cegah Dogmatisme dalam Beragama

Diperbarui: 1 Januari 2022   10:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 filsuf zaman Yunani sumber : https://pixabay.com/

Zaman sekarang dogmatisme beragama akibat penafsiran manusia terhadap wahyu Tuhan yang terbatas dan sepihak tanpa melibatkan aspek lain banyak menimbulkan permasalahan. Dogmatisme bisa dibilang keyakinan mutlak yang tidak boleh dipertanyakan kebenarannya. Orang-orang yang terpengaruh dogmatisme agama sering memaksakan kehendaknya kepada orang lain dan bersikap intoleran. 

Seperti contoh kasus terorisme yang mengebom gereja dan menewaskan banyak orang. Mereka mengatakan alasannya melakukan perbuatan tersebut adalah kembali kepada al-quran dan hadis bahwa jihad di jalan Allah adalah memusuhi orang kafir dan yang tidak sepaham dengannya. 

Kemudian, kita juga pasti sering menjumpai orang-orang yang berpikiran bahwa bencana merupakan azab bagi manusia. Dan yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut dinilai bahwa mereka pantas mendapatkannya karena sudah melakukan banyak perbuatan dosa. 

Salah satu faktor yang menyebabkan dogmatisme agama sangat menjamur adalah kurangnya literasi masyarakat terhadap filsafat dan ilmu pengetahuan.

Filsafat merupakan pengetahuan yang sistematis, dan saling berkaitan (koheren) dengan seluruh kenyataan. Jadi, dari definisi tersebut terlihat bahwa kajian filsafat itu sendiri adalah realitas hidup manusia yang dijelaskan secara ilmiah untuk memperoleh pemaknaan menuju hakekat kebenaran. 

Filsafat melihat setiap kejadian dengan sudut pandang yang luas. Filsafat bersifat dialektika artinya sesuatu kebenaran pasti berubah mengikuti zamannya.

Sedangkan ilmu pengetahuan adalah definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam bahasa yang mudah dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui tentang sesuatu dibalik alam semesta. Dunia modern pasti tidak lepas dengan yang namanya ilmu pengetahuan. 

Dulunya sebelum manusia modern mengunjungi bulan, semua benda-benda yang berada di angkasa dianggap oleh orang pada saat itu adalah rumah dewa / mahluk mitologi kuno, tetapi berkat ilmu pengetahuan. Anggapan tersebut terbantahkan dan manusia mulai membuka pikirannya kembali.

Melihat gejala dogmatisme agama yang sesat semakin menyebar luas. Filsafat dan ilmu pengetahuan menjadi ujung tombak untuk mencegah hal tersebut supaya tidak menjadi semakin parah lagi. Perlu diketahui agama islam sama sekali tidak menolak filsafat dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan beragama, seperti disebutkan dalam Qs. Al-Hasyr ayat 2 : Fa'tabiru ya ulil abshor "Ambillah pelajaran wahai orang yang punya nalar" , Qs Al-An'am 50 : Afala tatafakkarun "apakah kamu tidak memikirkan". 

Dari ayat-ayat tersebut justru menunjukkan bahwa dalam agama islam diharuskan untuk berpikir, mengkritisi serta merenung dengan sepenuh perhatian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline