Lihat ke Halaman Asli

Rayhan Zein

Mahasiswa Universitas Padjajaran

Kelebihan Budidaya Ikan Menggunakan Sistem Total Akuakultur

Diperbarui: 3 April 2022   16:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di Indonesia konsumen ikan semakin banyak sehingga menyebabkan permintaan ikan konsumsi semakin meningkat.Dilihat dari data produksi ikan nila di Waduk Mrica Banjarnegara yang di perkirakan mencapai 6.000 ton tiap bulannya. Dan sama pula seperti ikan nila,ikan bawal dan ikan mas mencapai 3.000 ton per bulannya.

Namun sangat di sayangkan, Permintaan yang tinggi tidak dapat tercukupi dikarenakan masih menggunakan sistem pembudidayaan yang mengandalkan kondisi alam.Padahal, ini dapat disiasati dengan menggunakan sistem total Akuakultur.Apa itu total akuakultur?

Sistem total akuakultur memiliki arti yaitu menerapkan semua unsur yang mempengaruhi produktivitas suatu budidaya secara simultan. Sistem tersebut digunakan untuk menekan kemungkinan timbulnya masalah yang mampu mengurangi produktivitas serta kegagalan usaha.

Di dunia internasional, cara ini sudah banyak diterapkan oleh pembudidaya ikan, terutama untuk pembudidaya yang berskala industri seperti budidaya ikan salmon. 

Dalam prosesnya dilakukan kontrol yang ketat,mulai dari kualitas air kolam,pemeliharaan,benih unggul,pemberian berbagai macam vaksin ,hingga pemberian probiotik dan vitamin. Sehingga dari seluruh rangkaian pengontrolan tersebut,dapat menghasilkan hasil produksi  yang sesuai dengan rencana.

Budidaya sistem total akuakultur akan lebih efektif di aplikasikan pada budidaya ikan air tawar.Budidaya ikan air laut belum bisa berhasil dengan baik,ini karena lingkungan laut yang belum dapat di kontrol dengan baik.

Adapaun Kelebihan budidaya ikan sistem total akuakultur adalah sebagai berikut :

  • Sangat mudah dilakukan dan sangat cocok pada segmen pembesaran
  • Modal jauh sangat minim
  • Panen akan lebih cepat (terbukti dengan ukuran benih 7 -- 9 cm dapat dipanen dalam waktu 2 bulan saja
  • Tidak perlu menggunakan lahan budidaya yang luas ,cukup di kolam terpal berdiameter 3 cm

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline