"Bagi keluarga kami yang tidak punya apa-apa, agama adalah segalanya"
kemudian ia melipat sajadahnya, memungut tasbih dari lantai
bertolak
sajadahnya ditinggal, memang begitu kebiasaan di sini
ia berjalan menuju teras
membiarkanku, tak peduli, mengikutinya
dia membenarkan posisi sandal kirinya, padahal tidak ada yang salah dari itu
digeser, tidak dipakai
kemudian menuju buk di teras langgar, duduk padanya
"Agama itu mimpi dan harapan kami"
tasbihnya diputar