Membaca merupakan gerbang awal bagi anak untuk proses pengembangan diri dan penguasaan pengetahuan. Namun demikian, bagi sebagian anak, memiliki kemampuan dalam membaca merupakan hal yang sulit dilakukan oleh anak di awal perkembangannya. Hal ini disebabkan karena setiap anak memiliki tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Melalui kegiatan membaca, diharapkan anak mampu mengenal beberapa hal yang menjadi indikator perkembangan bahasa anak usia dini
Langkah awal dalam proses membaca adalah dengan melakukan kegiatan membaca permulaan. Membaca permulaan adalah proses kognitif yang diawali dengan mengenal huruf, angka, dan simbol. Hal ini dapat katakan bahwa membaca permulaan adalah kegiatan seseorang (anak) dalam mengawali aktivitas dengan pengenalan huruf melalui simbol-simbol. Dalam hal proses kognitif, membaca permulaan dilakukan melalui penggunaan lambang dan bunyi dalam kalimat secara sederhana.
Terkait dengan membaca permulaan, tampaknya memiliki banyak kesulitan yang berhubungan dengan kemampuan membaca permulaan pada anak usia dini. Kesulitan tersebut berkaitan dengan ketidakmampuan dalam mengenal huruf, mengenal angka, dan merangkai suku kata menjadi kata.
Kesulitan membaca dapat dianalisis, salah satunya, dengan melihat kesiapan anak dalam membaca, Berdasarkan hasil penelitian para ahli, ternyata keterlambatan membaca sudah umum dirasakan bagi anak anak usia 7-10 tahun. Dalam pelaksanaan pengajaran membaca, guru seringkali dihadapkan pada anak yang mengalami kesulitan belajar membaca khususnya di kelas rendah. Kesulitan-kesulitan tersebut antara lain:
- Kurang mengenali huruf
Ketidakmampuan anak dalam mengenal huruf-huruf alfabetis seringkali dijumpai oleh guru yang sulit membedakan huruf besar / kapital dan huruf kecil.
- Membaca kata demi kata
Jenis kesulitan ini biasanya berhenti membaca setelah membaca sebuah kata, tidak segera diikuti dengan kata berikutnya. Hal ini disebabkan oleh gagal menguasai keterampilan pemecahan kode (decoding)
A. gagal memahami makna kata
B. kurang lancar membaca.
- Pemparafase yang salah
Dalam membaca anak seringkali melakukan pemenggalan (berhenti membaca) pada tempat yang tidak tepat atau tidak memperhatikan tanda baca, khususnya tanda koma.
- Miskin pelafalan
Ketidaktepatan pelafalan kata disebabkan anak tidak menguasai bunyi- bunyi bahasa (fonem).
Selain hal yang telah dijelaskan di atas, kasus kesulitan pada membaca permulaan juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
(1) Faktor Pendidik; (2) Faktor Psikologis; serta (3) Faktor Lingkungan atau Sosial- Budaya. Masing-masing penjelasannya adalah sebagai berikut:
Pertama, Faktor Pendidik. Guru yang mengajar dalam kegiatan proses belajar-mengajarnya, lebih cenderung menggunakan metode konvensional. Guru hanya meminta anak-anak untuk membuka buku yang bergambar, kemudian masing- masing anak membaca di dalam hati, lalu guru memberikan sedikit penjelasan, dan kegiatan dilanjutkan dengan menjawab soal- soal yang terdapat di dalam buku bergambar.
Kedua, Faktor Psikologis. Faktor ini berkaitan dengan motivasi, minat, dan kematangan sosial. Motivasi menjadi kunci dalam belajar membaca.
Ketiga, Faktor Lingkungan atau Sosial-Budaya. Faktor lain yang turut mempengaruhi kesulitan membaca permulaan pada anak usia dini adalah lingkungan atau sosial-budaya. Faktor lingkungan itu mencakup latar belakang dan pengalaman anak di rumah, serta keadaan sosial-ekonomi keluarga. Lingkungan dapat membentuk pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa anak.