Lihat ke Halaman Asli

Raya : Penasehat Hati

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Lucu, saat semua orang di sekitar meneriakkan perasaan cinta mereka pada pasangan, lisan maupun bahasa tubuh, tetap saja aku menjadi penonton. Berdiri di satu titik, diam, menjadi penampung cerita dan pemberi saran, tapi tak mengalami. Turut tersenyum bahkan tertawa mendengarkan romantisme konyol mereka. Berusaha selalu bisa memberi masukan dari berbagai sudut pandang agar mereka dapat mengambil keputusan dengan adil. Bila ada pasangan yang berhasil berbaikan, aku menunjukkan wajah turut senang mendengarnya. Yah, setidaknya bullshit yang kulontarkan ada gunanya untuk pasangan lain. Walaupun tak bisa kuterapkan untuk kehidupanku sendiri.

Tapi sungguh mati, aku iri! Iri sekali melihat wajah-wajah cerah berbahagia dari sepasang kekasih yang baru saja kurukunkan. Iri sekali melihat tatapan penuh cinta yang dilayangkan satu sama lain. Tak jarang pula terbersit dalam benak, yakinkah kalian akan bersatu selamanya? Akankah tatapan dan candaan khas kalian saat ini terlontar lagi setelah sekian tahun kalian bersama? Atau akan berubah dan meledak penuh kemarahan, cemburu, sakit hati dan entah apa lagi yang berakhiran "Kita memang udah nggak sejalan"?

Hahahahaha... Kalau mau dipikir, untuk apa pula aku pikirkan masalah kalian? Dan yang paling utama, sadarkah kalian bahwa penasehat cinta kalian ini seorang yang bahkan tidak bisa mempraktekkan apa yang dia nasehatkan? Tak pernahkah kalian menggunakan logika sedikit saja, mencari nasehat pada yang telah benar-benar bahagia dengan pilihan hatinya, yang bisa pula membagi pengalaman dan tips agar seperti mereka?

Selamat tinggal, para pelaku romantisme konyol sialan! Kulepaskan jabatanku sebagai penasehat kalian, kukejar bahagiaku sendiri. Setidaknya aku takkan tersiksa melihat pameran cinta, cemburu, marah-marah, ataupun kebusukan romansa lainnya dari kalian. Muak juga lama-lama aku melihatnya. Selamat tinggal!

Kutemukan catatan ini di balik plang bertuliskan "Tutup, mengejar bahagia sendiri" yang tertempel di pintu stand Penasehat Hati : Mengatasi Segala Permasalahan Cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline