Lihat ke Halaman Asli

Korban Iklan

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Satu ruangan dengan staf cewek kadang ribet juga. Kalo dah nggosip lewat telepon ramenya minta ampun. Kalo berantem dengan cowoknya di pesbuk bisa sampai mewek-mewek. Dan pagi ini temenku njimprak-njimprak karena serangan jerawat. Gara-garanya tertarik iklan pemutih wajah di tipi, bukannya mulus malah jadi penuh bintang.

Lepas dari masalah itu, aku pikir perusahaan tidak tidak hanya berhak memasang iklan di media, tapi juga wajib memberikan semacam pendidikan konsumen. Banyak iklan-iklan yang terkadang bombastis dan tidak melihat realita. Sah-sah saja berusaha menarik perhatian konsumen, tapi jangan terkesan menipu dong.

Apalagi untuk iklan produk yang beresiko, kadang efek samping produk itu memang dicantumkan. Tapi keluarnya hanya sekilas dan tulisannya kecil banget susah dibaca. Iklan rokok misalnya. Atau iklan reg spasi sarmidi yang sekarang merebak di tipi, penjelasan tarif sms dan cara unreg terlalu kecil. Jauh sekali dibanding ukuran tulisan "dengan sms ini anda akan menjadi lebih kaya, lebih sukses, dst dst..." Padahal yang dimaksudkan jadi kaya kan perusahaan provider reg spasi tadi.

Ada juga iklan yang tampak wajar tapi penyampaiannya seolah tidak dipikir panjang oleh pembuatnya. Seperti beberapa waktu lalu. Jagoanku ikut-ikutan iklan minyak angin dan berteriak, "bikin anak kok coba-coba..." Aku luruskan, "buat anak, bukan bikin anak". Eh, malah nyaut, "buat kan sama dengan bikin, yah..."

Walau anak mungkin tidak mudeng dengan persamaan perbedaan buat dan bikin, apa salahnya sih kalo redaksinya dirubah dengan kata untuk anak..?

Atau mungkin iklan parfum cap kampak yang begitu dahsyat. Digambarkan dengan semua wanita akan nguber laki-laki yang menggunakan parfum tersebut. Malah para wanita itu mau nyebur ke kolam gara-gara koin disemprot parfum dan dilempar kesana.

Padahal kalo melihat pengalaman pribadi, kejadiannya jauh berbeda. Tahun lalu di Malioboro Mall aku ditawari parfum merk itu. Aku tidak tertarik untuk membeli karena memang lagi ga punya duit. Dan ternyata malemnya SPG ne malah sms terus ngajak jalan.

Ini membuktikan efek dahsyat parfum yang aku pakai. Walau tidak pernah diiklankan di tipi, tapi beraroma yang mahal harganya. Mambu wedus, sapi...
by rawins




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline