Antraks merupakan penyakit hewan menular yang disebabkan oleh bakteri atau kuman antraks (Bacillus Anthracis). Penyakit ini biasanya ditemukan pada hewan herbivora seperti sapi, kerbau, babi, kuda, rusa, dan lainnya.
Penularan penyakit antraks dapat terjadi dari hewan ke manusia, namun tidak bisa menular antar manusia. Meski demikian, penyakit antraks sangat perlu untuk diwaspadai karena dapat menyebabkan kematian tidak hanya pada hewan namun juga pada manusia.
Pada Juni 2023, terjadi kasus baru antraks di Dukuh Jati, Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul. Ini sudah kesekian kalinya kasus antraks terjadi di Gunungkidul.
Kejadian ini terjadi setelah kematian mendadak pada sejumlah hewan ternak berupa sapi dan kambing yang diidentifikasi mati karena antraks, kemudian beberapa hewan yang mati itu dipotong dan dibagikan ke warga untuk di konsumsi. Hal tersebut mengakibatkan salah satu warga Semanu berusia 73 tahun meninggal, dan 87 warga lainnya positif antraks
Awal mula kejadian ini dipicu oleh Tradisi Brandu yang melekat di kehidupan warga Gunung Kidul. Tradisi brandu merupakan tradisi menyembelih hewan ternak yang mati atau sakit untuk dibagikan atau dijual Kembali. Menurut warga Gunung Kidul, tradisi brandu merupakan bentuk simpati warga terhadap tetangga yang ternaknya mati agar tidak mengalami kerugian besar. Edukasi penyebaran dan pencegahan Antraks sangat diperlukan untuk menanggulangi masalah in
Melihat kondisi tersebut, maka penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana cara mencegah penyakit antraks agar penyebarannya dapat dihentikan, dan meminimalisir jumlah korban dengan cara :
Tidak mengonsumsi daging hewan ternak yang sudah mati
Memastikan bahwa daging telah dimasak hingga matang sebelum dimakan
Memberikan vaksin anthrax kepada seluruh hewan ternak yang sehat jika memiliki peternakan
Menggunakan alat pelindung yang cukup ketika kontak dengan hewan yang terinfeksi anthrax
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan