Sebagai bagian dari ajaran Bhakti, atau pemujaan Tuhan berbasis cinta kasih, adalah pemujaan terhadap arca. Simbol suci atau arca juga dianggap sebagai inkaranasi atau awatara dan dapat muncul dalam bentuk seperti batu, lukisan, kaca, dan bahan lainnya. Arca juga dapat dikenal sebagai murti atau pratima yang berarti bentuk. Arca dianggap hidup karena telah dibangkitkan oleh pemujanya. Ide dasar di balik ini adalah bahwa Tuhan hadir dalam segala hal, termasuk dalam ciptaan, karena Tuhan adalah satu-satunya sumber dan substansi dari segala sesuatu. Oleh karena itu, pada dasarnya tidak ada perbedaan antara kita dan Tuhan, dan dunia ini dan Tuhan. Namun, elemen-elemen material adalah materi yang tidak bergerak, mereka mati. Oleh karena itu, mereka perlu disucikan dan dibangkitkan melalui ritual untuk menjadi wadah pemujaan. Dengan demikian, arca itu sendiri adalah bentuk Tuhan dalam bentuk material, tetapi yang membuatnya menjadi Tuhan adalah esensi keilahian yang telah dibangkitkan di dalamnya. Berikut ini adalah contoh dari salah satu mantra yang digunakan untuk membangkitkan arca:
Agni Purana 60.25-27
namaste'stu suresaya samtosavibhavatmane
jnanavijnanarupaya brahmatejo'nuyayine
gunatikrantarypaya purusaya mahatmane
aksayaya puranaya visno samnihito bhava
yacca te paramam tattvam yaccajnanamayam vapuh
tatsarvamekato nitamasmandehe vibudhyatam
Pujian tertinggi kepada Penguasa para dewa yang berwujud kebahagiaan dan kemujuran, berwujud pengetahuan dan kebijaksanaan, dan yang menyediakan sinar Tuhan tertinggi. (Pujian tertinggi kepada) Dia yang melampaui sifat, sang makhluk agung, tanpa kemerosotan dan usia tua. Oh Wisnu, hadirlah di sini. Yang mana pun yang merupakan prinsip tertinggi di dalam diri-Mu dan wujud-Mu yang sesungguhnya (terdiri) dari pengetahuan, semoga semuanya hadir di sini dalam wujud ini. Semoga Engkau terbangkitkan!
Agama Hindu tidak mengizinkan pemujaan terhadap benda/patung yang belum disucikan dan didoakan, karena dapat ditempati oleh entitas lain yang tidak layak untuk disembah. Selain itu, rupa arca diatur dalam kitab suci yang dikenal sebagai Silpa Sastra yang menentukan karakteristik fisik, simbol dan skala arca dewa/dewi yang dipahat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H