Lihat ke Halaman Asli

Dalam Pengaruh Explosions In The Sky

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kadar emosimu telah jenuh. Mungkin harimu memang sedang ricuh. Atau kau sudah lelah bersabar sehari penuh...

Rebahkan tubuhmu. Tengadah ke atas, pada lampu. Berkediplah sekali waktu. Bernafas yang tenang. Dan sudah, itu saja...selanjutnya diam. Diam dan dengarkan...

Mereka tahu, kau bukan tipikal orang yang suka berteriak-teriak bukan? atau kau suka, hanya saja semua orang sudah kelewat pekak untuk mendengarkannya. Sudah tak apa... Diam... Diamlah saja...

Dan dengarkan mereka bertanya...

Who's doing this? Who's killing us, robbing us of life and light, mocking us with the sight of what we mighta known? Does our ruin benefit the earth, does it help the grass to grow or the sun to shine? Is this darkness in you, too? Have you passed through this night?

Bukankah itu keadaanmu? Bukankah itu juga pertanyaan-pertanyaanmu? Kau pun tak tahu apa gerangan yang sedang menyergapmu.

Mungkin sepi... Mungkin tangan yang dulu kau genggam tapi kini pergi... Atau mungkin kau hanya tak tahu harus pulang kemana lagi.

Jadi kau habiskan saja delapan hari itu sendiri. Sampai malam ini. Malam ketika bulan benderang itu jatuh, lalu pecah, dan kau cuma bisa pasrah.

Kau berjuang keras untuk nafasmu yang pertama setelah koma, tapi kau terlalu payah...

Tidurlah...Tidurlah...

Dengan mata, logika dan jiwa yang lelah...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline