Lihat ke Halaman Asli

Peran Kaum Berpendidikan dan Agamis di Pilpres 2014,Salam 5 Jari

Diperbarui: 18 Juni 2015   07:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari lagi waktu pemilihan presiden akan di gelar.pesta demokrasi yang ditunggu tunggu selama 5 tahun akan datang.harapan akan datangnya perubahan dari sang pemimpin baru pun diharapkan.
Jauh sebelum pemilihan ini resmi digelar.masing-masing capres sudah gencar mengkapanyekan ide dan gagasannya untuk membawa indonesia pada perubahan.awal kapanye semuanya menarik untuk dilihat dan dipelajari untuk saya sebagai pemilih. Tapi makin mendekati harinya sepertinya yang saya liat di televisi ataupun di media jejaring sosial yang ada bukan mengembangkan visi misi lagi tetapi lebih ke arah saling serang saling singgung antar sesama capres
Hampir setiap hari dihalaman facebook saya banyak postingan-postingan yang isinya cuma keburukan yang ada diantara dua capres.kalau gak keburukan prabowo, keburukan jokowi. Didalam postingan pasti pendukung capres mulai berdebat,kalau berdebat yang santun menurut saya gak masalah,tp yang saya liat disini bukan berdebat lagi yang mereka lakukan ,tapi mereka saling hina dan mengejek capresnya.setelah capresnya dihina gantian yang komentar juga ikut dihina,dihujat,dan di ejek.
tapi menurut saya yang paling penting bukan isi dari hinaan atau hujatannya,tapi yang menjadi perhatian saya siapa yang melakukan penghinaan dan penghujatan itu. Saya lihat difacebook banyak kalangan berpendidikan yang ikut melakukan praktek saling menghina dan mengejek. Mereka menghina menghujat sambil melempar hadits dan alquran didalamnya.
Saya berfikir lagi dengan keadaan yang sedang terjadi saat ini. Dalam hati saya mengucap, kalau yang berpedidikan dan beragama saja seperti ini bagaimana yang tidak.
seharusnya orang yang beragama dan berpendidikan memiliki peran sebagai pencerdas dan pencerah masyarakat, bukan mencontohkan yang tidak baik. Mereka yang diberi nalar dan pengetahuan tinggi harusnya turut mencerdaskan. Mencerdaskan disini maksudnya mereka harusnya membedah dan mempelajari masing masing visi-misi capres setelah itu hasil analisanya dipublikasikan agar masyarakat awam faham dan nurani mereka tergerak sendiri untuk memilih.bukan memposting keburukan masing-masing capres. Mereka yang beragama juga seharuanya turut serta memberi pencerahan dan ketenangan untuk kasyarakat. Tujuan ketenangan disini nantinya agar masyarakat dapat dengan tenang dan tidak memiliki kekhawatiran ketika memilih salah satu capres. Bukan menggunakan ayat-ayat untuk membodohi masyarakat.
Semoga  temen-temen mahasiswa,kaum terpelajar,dan agama dapat mencerahkan dan mencerdaskan di detik detik pemilihan ini. Salam 5 jari,kita tos terus salaman.indonesia aman nyaman tentrem.monggo mau pilih dari rakyat atau militer biar hati aja yang tau :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline