Lihat ke Halaman Asli

Menghadapi Tantangan dalam Pengembangan Energi Terbarukan untuk Masa Depan Bangsa

Diperbarui: 3 September 2024   15:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Tema Esai : Energi bersih dan terjangkau dalam SDGs poin 7


Pembuka

Energi memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan, baik industri, transportasi, domestik, komersial, dan sebagainya. Ketimpangan (selisih) antara konsumsi energi dengan akses terhadap sumber energi merupakan permasalahan yang kerap muncul di sektor rumah tangga. Ciri-ciri pemanfaatan energi di lingkungan keluarga di Indonesia adalah tingginya pemanfaatan energi nonbisnis, kuatnya kelompok keluarga kaya dalam pemanfaatan energi bisnis, rendahnya porsi rata-rata penggunaan energi keluarga dibandingkan dengan rata-rata penggunaan secara umum, dan pertumbuhan rata-rata tahunan pemanfaatan energi bisnis yang sangat besar di lingkungan keluarga (Fery Triatmojo, 2013). Salah satu pilar ketahanan nasional adalah ketahanan energi nasional yang dapat dicapai melalui penyelenggaraan sistem energi berkelanjutan (Umiyati, 2021).

.Kebutuhan masyarakat terhadap penggunaan energi adalah hal pokok. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia telah mendorong peningkatan penggunaan energi, dalam situasi ini peran energi yang tidak ramah lingkungan semakin terancam, sehingga penting untuk menggunakan dan meningkatkan kapasitas energi baru dan ramah lingkungan di seluruh Indonesia, misalnya, panas bumi, tenaga air, tenaga angin, bioenergi (bioetanol), biodiesel, biomassa), energi pasang surut air laut, tenaga termal, dan energi surya (Al Hakim, 2020). Tinjauan umum mengenai potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia disajikan dalam artikel ulasan ini. Masyarakat yang menggunakan energi dalam jumlah kecil harus dapat mulai menggunakan energi baru terbarukan untuk membantu lingkungan, mendorong pembangunan berkelanjutan, dan memastikan ketahanan energi nasional.

            Perencanaan untuk mengembangkan energi terbarukan tentunya adalah tanggung jawab masyarakat khususnya generasi muda dalam menciptakan inovasi -- inovasi mutakhir.

Pembahasan

Emisi karbon telah muncul sebagai masalah lingkungan global dalam beberapa tahun terakhir. Ada kebutuhan untuk menyelidiki bagaimana memenuhi kebutuhan energi yang berkembang sambil membatasi produk sampingan bahan bakar fosil yang menyertai perubahan finansial dan industrialisasi [1]. Semakin banyak target untuk mengurangi emisi karbon dioksida yang diusulkan sebagai respons terhadap perubahan iklim. Namun, target pengurangan ini berdampak pada biaya sistem energi, keamanan energi, struktur pasokan energi, dan emisi polusi regional. Emisi karbon, biaya sistem energi, dan emisi polusi semuanya dapat dikurangi, kesempatan kerja dapat ditingkatkan, dan keamanan energi dapat ditingkatkan melalui penggunaan energi bersih yang efektif [2]. Akibatnya, pembangunan rendah karbon (LCD) sangat bergantung pada energi bersih (lihat Gambar 1). Peningkatan karbon rendah memungkinkan pembangunan finansial dengan lebih sedikit produk sampingan bahan bakar fosil, dan dicirikan oleh pengukuran variasi [3] dengan eksekusi karbon elemen lengkap sebagai penunjuk yang terkenal [4]. (Lin & Li, 2022)

Campuran energi atau penggunaan energi bersih digunakan sebagai variabel dependen dalam studi di mana kinerja karbon faktor total adalah variabel dependen untuk memeriksa hubungan di antara keduanya. Selain itu, kami menemukan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional dan investasi dalam R&D sering digunakan sebagai variabel independen dalam studi ini. Namun, telah diamati bahwa pertumbuhan ekonomi nasional, tingkat investasi dalam pengembangan karbon, dan pengembangan energi bersih tidak independen satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa model yang menggunakan ketiga faktor ini sebagai variabel independen memiliki masalah endogenitas. Sebagai solusinya, model dampak intervensi mungkin menjadi pilihan lain yang lebih informatif.

            Dalam proses pengembangannya, tentu memiliki beberapa tantangan yang perlu dihadapi oleh para peneliti. Kekurangan dari penggunaan sumber energi terbarukan, yaitu: saat ini, dibutuhkan biaya awal besar atau investasi yang membutuhkan dana yang cukup banyak, sebagian besar sumber energi terbarukan oleh faktor cuaca, energi tambahan yang dihasilkan energi terbarukan harus disimpan dalam sistem penyimpanan seperti baterai supaya tidak terbuang sia-sia, masing-masing sumber energi terbarukan memiliki kelemahan teknis dan sosialnya, beberapa teknologi pemanfaatan energi terbarukan masih bersifat eksperimental seperti energi gelombang laut, energi pasang surut air laut, dan energi panas. Kebutuhan penggunaan baterai pada operasional PLTS diperkirakan akan memberi dampak peningkatan kebutuhan barang tambang lain seperti nikel, yang selanjutnya dapat memberikan dampak turunan terhadap lingkungan juga. Hal lain yang masih memerlukan penelitian dan pembahasan lebih lanjut adalah ketika instalasi PLTS akan dibangun dalam jumlah besar untuk penggunaan yang lebih luas, apakah setara dengan kemampuan PLTU yang sudah lama digunakan, atau PLTS ini lebih feasible untuk penggunaan skala kecil. (Umiyati, 2021).

Kesimpulan

            Salah satu tujuan terpenting dari agenda global untuk pembangunan berkelanjutan adalah SDG 7, yang menekankan pada "Energi yang Terjangkau dan Bersih." Selain meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup masyarakat, pencapaian tujuan ini penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan serta mengurangi perubahan iklim.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline