Ramadhan kali ini bagi saya sangat menguras tenaga. Hal ini dikarenakan aktivitas yang dilakukan menjadi bertambah.
Ini semua tidak terlepas dari krisis air bersih yang kami alami selama awal bulan ramadhan ini. Sebenarnya panjang bahasannya terkait hal ini jadinya saya ingin menjelaskan poin utamanya saja.
Berawal dari rencana perluasan rumah kebelakang sehingga pipa air diubah arahnya dan menbuat lantai sumur sedikit dibongkar karna hal tadi.
Setelah dilakukannya hal tersebut air sumur dirumah saya menjadi berwarna hitam dan bau sehigga tidak bisa lagi dipakai untuk shalat, masak, mandi dan mencuci karna memang wujud air dan bau air sumurnya itu sudah memyerupai air got.
Awalnya sih hal ini tidak menjadi masalah besar karna didesa kami tinggal juga ada program sumur bor yang mana setiap penduduk bebas memakainya dan hanya perlu membeli pipa penyambung ke rumah masing masing.
Sebelumnya suplai air juga nyaris tanpa kendala. Dalam artian tidak ada kemacetan air yang berarti yakni hanya sekali dua kali saja.
Namun menjelang Ramadhan tepatnya H-1 pasokan air sana ikutan macet sehingga ini sangat menggangu apalagi air sumur rumah sudah terlebih dahulu tidak bisa digunakan sama sekali.
Dengan demikian kami pun mengalami krisir air. Sebelum ramadhan hal ini tidak terlalu membebani karna kita masih memiliki tenaga yang banyak untuk mengangkut air dari tempat lain.
Namun setelah masuk ke bulan ramadhan yang didalamnya kita juga berpuasa maka kelelahan semakin terasa. Karna kami ambil air dari rumah ke sumur dan kali untuk dipakai buat aktivitas mandi, memasak dan mencuci piring dengan berjalan kaki karna jaraknya tidak terlalu jauh.
3 hari berturut turut penurunan stamina cukup terasa dan badanpun ikut sakit. Namun dibalik itu kami mencoba untuk terus melewatinya dan saya selalu diingatkan oleh ayat alquran yang sangat memotivasi saya bahwa pahala sabar itu tanpa batas.